Sukseskan Bazar Ramadan, Gereja di Malaysia Izinkan Halamannya untuk Parkir

Sebuah gereja di Malaysia mengizinkan halamannya untuk parkir kaum muslim yang akan membeli takjil di bazar Ramadan.

oleh Siti Khotimah diperbarui 11 Mei 2019, 07:20 WIB
Bendera Malaysia (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sebuah gereja di Malaysia melakukan hal sederhana namun indah. Setiap Ramadan, Gereja Mary Immaculate di Kinabalu, Malaysia akan membuka gerbangnya lebar-lebar demi menyukseskan bazar Ramadan.

Gereja Katolik Roma itu juga memperbolehkan kaum muslim untuk parkir di halamannya, sebelum membeli makanan dan minuman untuk berbuka puasa, sebagaimana dikutip dari laman The Star pada Jumat (10/5/2019).

 

Praktik itu telah dilakukan setiap Ramadan selama enam tahun, dipandang sebagai gerakan yang merepresentasikan sikap saling memahami di antara orang-orang dengan latar belakang berbeda.

Seorang pengunjung bernama Mohd Zaki Harry Susanto baru-baru ini mengunggah video ke media sosial. Dalam rekaman itu diperlihatkan kendaraan pengunjung bazar keluar masuk dari gereja untuk parkir, sebelum membeli takjil.

"Ramadan yang indah di Sabah, gereja menghormati Ramadan Al-Mubarak dengan mengizinkan kompleksnya digunakan untuk parkir oleh pengunjung bazar," tulisa Zaki dalam postingannya.


Terlepas Agama, Kita Teman dan Keluarga

Ramadan (sumber: iStock)

Seorang warga bernama Junin Bebi (82) mengatakan bahwa di Sabah, semua orang, terlepas dari rasa dan agama adalah teman dan keluarga.

Menurut Junin, ia telah terbiasa melihat hubungan dekat dan baik antra orang-orang dari semua agama di kota itu.

"Saya harap kita tidak akan kehilangan ikatan yang kita miliki bersama di Sabah," katanya.

Junin juga mengatakan prihatin atas meningkatnya insiden yang melibatkan kejahatan rasial dan propaganda berbasis agama di bagian lain dunia, bahkan di Malaysia.

"Jangan membawa kebencian seperti itu di sini (Sabah), kita adalah satu," kata Junin.


Kebersamaan Membawa Berkah

Puasa Ramadan (sumber: iStockphoto)

Sementara itu, seorang pedagang bazar bernama Affandy Jani mengatakan tidak ada masalah bagi umat Islam dan non-muslim untuk memiliki kegiatan atau program berdampingan.

"Kebersamaan membawa berkah," katanya ketika ditanya tentang apa yang dia pikirkan tentang langkah gereja.

Sementara seorang warga lain bernama Monica Chong mengatakan bahwa pihak gereja dan pedagang di bazar memiliki pemahaman yang sama.

"Itulah sebabnya gerbang (gereja) terbuka bagi siapa pun yang perlu parkir ketika membeli makanan dan minuman," kata Monica.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya