Cerita Haru Pria Non Muslim Selalu Temani Putranya yang Mualaf Beribadah

Ayah ini selalu dukung anaknya untuk memperdalam ilmu agama Islam meski sekarang mereka berbeda keyakinan.

oleh Muhammad Fahrur Safi'i diperbarui 11 Mei 2019, 12:20 WIB
Potret keluarga Lim, Istri dan Firdaus (Sumber: worldofbuzz)

Liputan6.com, Jakarta Dalam satu keluarga memang sering terjadi sebuah perbedaan. Dari sifat, kebiasaan dan kesukaan. Namun tidak menutup kemungkinan juga untuk perbedaan keyakinan.

Hal yang pasti dalam satu keluarga adalah selalu mendukung antar anggota keluarga, apalagi antara orang tua dan anak.

Seperti yang dialami oleh Lim Hun Kheng, pria berusia 44 tahun yang anaknya Lim Ching Hong kini Mohammad Firdaus Hong Abdullah yang berusia 12 tahun yang baru saja menjadi muslim.

Meskipun ayah dan anak ini berbeda keyakinan, sang ayah selalu mendukung dan membantu anaknya untuk tetap menjalankan ibadahnya. Hal itu ia lakukan agar setelah masuk Islam, putranya benar-benar beriman menjadi seorang muslim.

Berikut kisah pria non muslim selalu temani putranya beribadah yang Liputan6.com lansir dari worldofbuzz, Sabtu (11/5/2019).


Bangunkan Jam 5 Pagi untuk Sahur

Melansir dari Berita Harian via worldofbuzz, Sabtu (11/5/2019), Lim Hun Kheng yang berusia 44 tahun adalah ayah dari Mohammad Firdaus Hong Abdullah yang berusia 12 tahun (sebelumnya, Lim Ching Hong). Meskipun putranya menjadi seoang muslim, Lim selalu mendukung anaknya agar menjadi muslim yang baik.

Faktanya, Lim membangunkan Firdaus setiap hari jam 5 pagi untuk memastikan bahwa putranya makan sahur selama Ramadan ini. 

Setiap hari jam 5 pagi, saya akan membangunkannya untuk sahur. Meskipun kami mempraktikkan agama yang berbeda, saya akan memastikan dia mematuhi ajaran Islam," ungkap Lim.


Lim Memberikan Dukungan Penuh kepada Firdaus

Setelah sahur, Lim akan mengantar Firdaus salat Subuh sebelum mengantarnya ke sekolah. Kemudian di sore hari, Lim mengantar Firdaus ke kelas agamanya (Kelas Agama dan Fardhu Ain, KAFA). 

Apa yang membuat kisah mereka lebih menakjubkan adalah Firdaus masuk Islam atas kemauannya sendiri pada bulan Maret 2018.

“Saya tidak keberatan Firdaus memeluk Islam. Sebagai seorang ayah, saya memberinya dukungan dan dorongan penuh,” ujar Lim.

“Meskipun kegiatan sehari-harinya penuh, saya masih ingin dia mengalokasikan waktu untuk memperdalam pemahamannya tentang Islam. Saya mengizinkan dia untuk berteman dan belajar Islam dengan keluarga angkatnya," tambahnya.


Berminat Masuk Islam Sejak Umur 7 Tahun

Lim bercerita bahwa Firdaus telah menunjukkan minat pada Islam sejak berusia tujuh tahun, dan selalu mendapat nilai A dalam Pendidikan Islam. Maka, Lim dan istrinya membawanya ke kantor agama Islam Distrik Kubang Pasu untuk memenuhi keinginannya masuk Islam.

“Aku tidak keberatan sama sekali. Bahkan, saya mengizinkannya masuk Islam karena dia menunjukkan minat yang mendalam pada agama,” jelas Lim.

Firdaus menjelaskan bahwa setelah menjadi muslim, ia menemukan jawaban untuk pertanyaan eksistensi yang telah ada di benaknya untuk waktu yang lama. Selain itu, Firdaus juga suka mendengarkan cerita Nabi Muhammad SAW.

 

 


Ajaran Islam Memberinya Kedamaian dan Ketenangan

Dia mengaku bahwa ajaran Islam memberinya kedamaian dan ketenangan. Selain itu, puasa selama bulan Ramadan mengajarinya kesabaran.

Ketika ditanya tentang kemampuannya membaca Alquran, Firdaus mengatakan bahwa dia sudah pindah ke iqra tiga, dan dia sudah bisa menghapal ayat-ayat selama salat.

Selama waktu luangnya, Firdaus akan menghabiskan waktu bersama kakeknya yang berusia 63 tahun, Aziz Isa, untuk belajar lebih banyak tentang agama. Firdaus belajar cara salat berjemaah dari Aziz, yang tinggal di Pulau Timbal.

“Banyak orang peduli dengan saya, termasuk guru saya yang selalu bersedia membantu saya. Sekolah bahkan membelikan saya baju baru Hari Raya,” ungkap Firdaus.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya