Liputan6.com, Jakarta - Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Yudi Dimyati mengatakan hingga hari kelima bulan Ramadan belum ada temuan makanan yang mengandung bahan berbahaya di wilayah itu.
"Sampai dengan tanggal 10 bulan ini, semua masih negatif (dari bahan berbahaya), semoga hingga akhir bulan Ramadan negatif semua," kata Yudi dalam inspeksi mendadak (sidak) kepada pedagang takjil yang berjualan di Jalan Kebon Bawang VI RW 06, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat 10 Mei 2019.
Advertisement
Dalam sidak di Tanjung Priok tersebut, Yudi mengatakan berdasarkan empat indikator uji zat kimia berbahaya, tidak ditemukan zat berbahaya seperti boraks, formalin, Rhodamin B, dan Methanil Yellow yang ditemukan dalam sampel makanan yang dijual di lokasi tersebut.
"Setiap jenis takjil kita uji sampling, baik itu berupa makanan dan minuman. Alhamdulillah hasilnya semua terbebas dari kandungan zat berbahaya," ungkapnya.
Jika terdapat takjil mengandung zat berbahaya, pihaknya akan memberikan temuan itu kepada Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Utara.
Sesuai prosedur, maka perdagangan yang kedapatan menjual takjil mengandung zat berbahaya dihentikan sementara.
"Kalau kedapatan menjual takjil berbahan kimia berbahaya, maka dihentikan sementara. Sampai pedagang itu menjual kembali takjil yang berkandungan sehat," ujarnya.
Aman dari Zat Bahaya
Wali Kota Jakarta Utara Syamsuddin Lologau yang turut hadir dalam sidak tersebut mengatakan sidak ini dilakukan sebagai wujud perhatian Pemerintah Kota Jakarta Utara dalam menjaga kesehatan masyarakat.
"Ini kan bulan puasa banyak yang jual takjil. Jadi kita ingin memastikan takjil yang dijual ini aman dari zat kimia berbahaya," kata Syamsuddin.
Syamsuddin mengatakan pengawasan terhadap penjualan takjil akan digelar menyeluruh di enam kecamatan demi memastikan takjil yang dijual tidak mengandung zat berbahaya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement