Penting Berpikir Positif agar Tak Mudah Lemas Kala Puasa Ramadan

Selain asupan gizi, istirahat cukup, dan ibadah yang harus diseimbangkan saat bulan puasa, pola pikir ternyata bisa membuat kita tidak mudah lemas

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Mei 2019, 06:00 WIB
Mengantuk / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Agar kuat dan tahan lapar serta haus saat puasa Ramadan, seseorang tidak cukup sekadar mengonsumsi makanan seimbang saja. Pola pikir juga harus positif.

Kartini Rustandi, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan orang sering lemas saat puasa Ramadan dikarenakan karena otak sudah memikirkan hal itu terlebih dulu.

"Begitu kita bilang 'saya lemas' sel-sel tubuh kita juga akan menuruti jadi lemas," kata Kartini dalam temu media di gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, ditulis Senin (13/5/2019).

Dia mencontohkan, ketika seseorang sakit dan mengatakan pada dirinya lemas, pasti dia hanya tidur-tiduran saja. Berbeda jika pikirannya diubah agar tetap bisa bekerja.

"Artinya, mindset kita (mempengaruhi)," imbuh Kartini.

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Pola Pikir Pengaruhi Puasa

Puasa Rasulullah di Bulan Ramadan / Sumber: iStockphoto

Dibandingkan di luar negeri, puasa di Indonesia tidak ada apa-apanya. Kartini mencontohkan dengan puasa Ramadan di Inggris yang berdurasi hingga sekitar 19 jam.

"Mereka antara buka puasa dan sahur waktunya singkat. Kenapa mereka bisa? Karena mindset," katanya. Sehingga, tubuh sesungguhnya bisa diatur oleh pikiran.

Semangat semacam itulah yang harus dibangun pada dalam diri mereka yang berpuasa. Keinginan untuk tidak lemas saat menjalani kegiatan sehari-hari.

 


Seimbangkan Kehidupan

Puasa Rasulullah di Bulan Ramadan / Sumber: iStockphoto

Selain itu, masyarakat juga harus menyeimbangkan antara kegiatan, asupan gizi, istirahat, dan juga ibadah selama masa puasa.

"Terkadang memang susah, tetapi kalau diniatkan kan bisa. Ibadah juga bisa dilakukan di sela-sela pekerjaan yang penuh. Istirahat di sela pekerjaan juga bisa. Coba tidur, diam selama dua menit, setelah itu akan merasa lebih enak," Kartini menambahkan.

"Untuk kebugaran juga, setiap hari minimal beraktivitas 30 menit. Tetap aktivitas fisik, boleh. Bekerja, tetap. Yang penting bagaimana menyiasatinya dengan cerdas."

Dia menambahkan, bekerja yang penting bukanlah dengan keras tetapi dengan cerdas. Terlebih lagi di bulan puasa, cara semacam ini bisa mengurangi kegiatan yang tidak diperlukan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya