Apakah Alien Memiliki Bahasa Seperti Halnya Manusia?

Banyak penelitian telah mencoba menguak tentang kemungkinan bahasa yang digunakan alien untuk berkomunikasi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 12 Mei 2019, 19:40 WIB
Ilustrasi Alien (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ahli bahasa terkenal di dunia, Noam Chomsky, telah sering mengatakan bahwa jika alien mengunjungi Bumi, ia akan berpikir kita semua berbicara dialek dengan bahasa yang sama.

Hal itu dikarenakan, masih menurut Chomsky, semua bahasa terestrial berbagi struktur dasar yang sama, yakni Perpesanan Inteligensi Luar Angkasa (METI). Tapi jika alien punya bahasa, apakah mirip dengan yang digunakan manusia?

Dikutip dari situs Daily Galaxy pada Minggu (12/5/2019), sangat tidak mungkin bahwa spesies asing kebetulan memiliki parameter yang sama dengan manusia.

Banyak ilmuwan percaya bahwa ada peradaban alien. Bagi mereka, pertanyaannya sekarang adalah apakah kita akan bertemu mereka dalam waktu dekat atau waktu yang sangat lama dari sekarang.

Jadi mari bayangkan bahwa kita tiba-tiba berdiri berhadapan dengan anggota spesies asing. Apa yang akan kita lakukan pertama kali? Tentunya mengomunikasikan bahwa kita datang dengan damai akan menjadi prioritas.

Tetapi apakah manusia dan alien bisa saling memahami?

Satu hal yang kita bisa yakin tentang pertukaran dengan alien adalah informasi ilmiah.

Jika hukum alam semesta adalah sama di mana-mana, maka deskripsi yang berbeda dari hukum-hukum ini, pada prinsipnya, harus setara.

Ini adalah alasan di balik inisiatif seperti The Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) dan Messaging Extraterrestrial Intelligence (METI).


Bisakah Manusia Belajar Bahasa Alien?

Ilustrasi planet alien Kepler-186f yang diyakini sebagai kembaran Bumi (NASA Ames/SETI Institute/JPL-Caltech)

Rintangan pertama adalah media linguistik. Manusia berkomunikasi dalam rentang frekuensi suara 85-255 Hertz, dan dalam rentang frekuensi 430-770 Tera Hertz cahaya.

Ini tidak mungkin benar dari alien, yang akan berevolusi secara berbeda. Namun demikian, masalahnya sebagian besar merupakan masalah teknis.

Nyanyian paus yang dipercepat yang tidak terdengar oleh orang awam misalnya, menunjukkan bahwa relatif mudah untuk memetakan rangsangan "alien" ke dalam bentuk yang dapat dirasakan manusia.

Pertanyaan yang lebih sulit adalah apakah kita akan dapat mempelajari struktur internal bahasa alien. Perspektif yang ada dalam psikologi bahasa memberikan dua jawaban yang sangat berbeda.

Pendekatan generatif, yang berpendapat bahwa struktur bahasa tertanam dalam otak, memperkirakan gagasan ini tidak mungkin terwujud. Alasannya karena manusia datang dengan tata bahasa universal bawaan (inbuilt) yang memiliki sejumlah pengaturan khusus.

Pandangan lainnya, yakni kognitif, melihat semantik (struktur makna) lebih penting daripada sintaksis (struktur tata bahasa). Para pendukungnya berpendapat bahwa tata bahasa saja tidak cukup untuk memahami bahasa.

Sebaliknya, perlu dipasangkan dengan pengetahuan tentang konsep-konsep yang menyusun cara berpikir pengguna bahasa.


Dapat Dipelajari Tanpa Struktur Khusus di Otak

Ilustrasi Ross 128 b, planet yang menjadi target pencarian kehidupan 'alien' (ESO/ M. Kornmesser)

Beberapa berpendapat bahwa konsep manusia yang paling maju pun dibangun dari blok bangunan dasar yang digunakan bersama lintas spesies, seperti gagasan tentang masa lalu dan masa depan; persamaan dan perbedaan; dan agen dan objek.

Jika spesies asing memanipulasi objek, berinteraksi dengan rekan-rekannya dan menggabungkan konsep, maka pendekatan kognitif memprediksi mungkin ada cukup arsitektur mental yang sama untuk membuat bahasanya dapat diakses oleh manusia.

Tetapi apakah pandangan kognitif itu benar? Penelitian pada jaringan saraf menunjukkan bahwa bahasa dapat dipelajari tanpa struktur khusus di otak.

Ini penting karena itu berarti mungkin tidak perlu mendalilkan tata bahasa universal bawaan untuk menjelaskan penguasaan bahasa.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya