Liputan6.com, Kolombo - Gereja Katolik di Sri Lanka, pada 12 Mei 2019, telah mengadakan misa Minggu reguler pertama sejak bom bunuh diri Paskah yang menewaskan lebih dari 250 orang pada 21 April 2019.
Tentara yang bersenjatakan senapan serbu otomatis menjaga Gereja St Theresa di kawasan perumahan Thimbirigasyaya di Kolombo, sementara anggota-anggota kongregasi digeledah untuk antisipasi keamanan.
Baca Juga
Advertisement
Pasukan militer dan polisi Sri Lanka bersenjatakan senapan serbu berpatroli di jalan-jalan menuju gereja dan berjaga di luar kompleks. Setiap orang yang masuk diminta untuk membuat kartu identitas dan digeledah.
Relawan ditempatkan di gerbang gereja untuk mengidentifikasi jemaat dan mencari individu yang mencurigakan, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (12/5/2019).
Parkir dilarang di dekat gereja-gereja dan pejabat keamanan Sri Lanka meminta jemaat hanya membawa barang seperlunya.
Teror Bom Minggu Paskah
Tujuh pelaku bom bunuh diri menyerang dua gereja Katolik dan satu gereja Protestan serta tiga hotel mewah pada Minggu Paskah 21 April 2019.
Kelompok ISIS mengaku bertanggungjawab sebagai dalanng serangan itu, yang diyakini dilakukan oleh kelompok lokal, National Thowheed Jamath (NTJ).
Layanan misa reguler sempat dibatalkan di semua gereja segera setelah serangan bunuh diri yang mematikan, tetapi Uskup Agung Kolombo Kardinal Malcolm Ranjith mengumumkan pada hari Kamis 9 Mei 2019 bahwa misa akan diadakan di keuskupannya mulai Minggu.
Kardinal rutin melakukan kebaktian Minggu pribadi selama dua pekan terakhir, yang disiarkan langsung di televisi nasional.
Dia juga mengatakan misa khusus untuk para korban serangan 21 April di Katedral St. Lucia akan diadakan pada hari Sabtu. Misa itu terdiri atas kerabat korban dan penyintas serangan Minggu Paskah.
Sebagian besar gereja di luar Kolombo telah memulai kembali layanan reguler dari pekan lalu, tetapi di bawah pengamanan ketat yang disediakan oleh polisi setempat.
Advertisement
Sekolah Katolik Juga Telah Dibuka
Sekolah swasta Katolik, yang tetap ditutup setelah liburan Paskah, sekarang akan dibuka kembali pada Selasa 14 Mei 2019, kata pejabat gereja.
Semua sekolah yang dikelola negara - lebih dari 10.000 secara total - kembali menjalankan aktivitas belajar mengajar pekan lalu setelah polisi dan pasukan keamanan mengerahkan penjaga bersenjata.
Namun kehadirannya rendah meskipun ada serangkaian langkah-langkah keamanan baru, termasuk pembatasan parkir di dekat sekolah.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena telah berjanji untuk melenyapkan para pejuang dan memulihkan keadaan normal di negara yang masih muncul dari perang separatis Tamil yang berlangsung 37 tahun yang berakhir hampir satu dekade lalu.
Polisi Sri Lanka mengatakan mereka telah membunuh atau menangkap semua yang bertanggung jawab atas pemboman, tetapi ancaman serangan seperti itu tetap ada.