Liputan6.com, Jakarta Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon Jawa Barat memiliki kisah kehidupan bertoleransi antar umat beragama. Di balik itu masjid yang kerap disebut Masjid Merah itu juga memiliki keunikan.
Sunan Kalijaga selaku arsiteknya sukses membangun masjid ini dalam satu malam. Warga Cirebon mendengar kisah ini secara turun-temurun. Bahkan, pembangunan masjid dalam semalam juga tertuang dalam buku sejarah Babad Tanah Cirebon.
Advertisement
Bagaimana bisa? Dipercaya ini salah satu bukti kecerdasan Sunan Kalijaga. Namun, jika dilihat dari konstruksinya, bangunan utama Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini terdiri dari tiang-tiang besar (berbahan kayu) yang disetel dengan pasak, tanpa paku. Terlebih banyak warga yang membantu dalam pengerjaannya, bisa jadi hal ini bukan isapan jempol semata.
Masjid cantik ini juga tak memiliki menara. Atapnya berbentuk limas, sedangkan mimbar salat Jumat berupa singgasana kayu yang antik. Tempat imam salat berupa batu putih dengan ornamen bunga teratai. Dekorasinya seperti akulturasi dengan budaya Hindu.
Tak itu saja deretan saf pertama dan saf terakhir masing-masing memiliki sekat berdinding kayu berukuran 2x2 meter. Sekat itu untuk tempat salat keluarga keraton.
Keunikan lainnya adanya sumur yang terletak di beranda bagian utara Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Namanya adalah Banyu Cis Sang Cipta Rasa.
Sumur yang berbentuk lingkaran itu juga disediakan kendi. Konon, dahulu sumur tersebut adalah tempat Sunan Kalijaga dan Sunan Gunungjati berwudu. Kini air dari sumur tersebut dipercaya dapat menyembuhkan segala penyakit dan memelihara kesehatan.
Satu lagi keunikan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon adalah tradisi Azan Pitu atau Azan Tujuh saat salat Jumat. Ya, azan salat Jumat di masjid ini dilantunkan oleh tujuh orang sekaligus.
Sumber: Times Indonesia