Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah rencananya akan kembali keluarkan izin impor bawang putih sebanyak 125 ribu ton untuk 11 perusahaan.
"Sedang dalam proses (impor bawang putih) untuk 11 perusahaan, sekitar 125 ribu ton," ungkap Sekretaris Jenderal Departemen Perdagangan Kementerian Perdagangan Karyanto Supih di Jakarta, Senin (13/5/2019).
Karyanto melanjutkan, jika dalam waktu dekat pasca Rencana Impor Produk Hortikultura (RIPH) tuntas, pihak importir juga wajib menjalankan kewajiban tanam sebesar 5 persen dari jumlah impornya.
Baca Juga
Advertisement
Pada proses perizinan impor sebelumnya, dia menambahkan, itu telah berhasil menstabilkan harga bawang putih di pasar dalam negeri.
"Realisasi yang 125 ribu ton impor seminggu kemarin sudah keluar. Terbukti di pasar sudah turun harganya," ujar dia.
Bila izin tambahan 125 ribu ton impor bisa terealisasi dalam waktu dekat, Karyanto berharap, itu bisa menurunkan harga bawang putih di seluruh pasar tradisional menjadi hanya Rp 30 ribu per kg
"Kalau aturan sebelum akhir bulan ini sudah keluar, harga di ritel modern kita minta Rp 30 ribu (per kg). Karena kalau di pasar (tradisional) susah mengurusnya. Kalau nakal tinggal kita cabut saja," seru dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Meroket, Petani Garut Kembali Tanam Bawang Putih
Harga bawang putih yang terus meroket hingga mendekati Rp100 ribu per kilo, membuat petani bawang di Kampung Cigadog, Kecamatan Sucinaraja, Garut, Jawa Barat, kembali melirik tanaman dengan nama latin Allium sativum L ini.
"Kalau dulu suka dikasih ke warga sekitar (karena bawang putih dianggap gagal panen)," ujar Dindin (56), seorang petani bawang, saat penanaman perdana bawang putih di kawasan itu, Jumat (10/5/2019).
Menurut Dindin, penanaman bawang putih bukan hal baru bagi petani kampung Cigadog. Mereka selalu menanam komoditas itu, namun karena hanya tumbuh sempurna dengan biji buah bawang yang tunggal, akhirnya ditinggalkan petani sekitar.
Bahkan awalnya petani menilai penanaman bawang tersebut gagal, lantaran mereka menduga bawang putih bisa berbuah dengan biji yang banyak, layaknya bawang merah.
"Bawang putih biji tunggal selalu dianggap gagal karena tumbuhnya tidak sempurna," ujar dia mengenang.
Minimnya informasi soal pasar dan harga bawang putih biji buah tunggal, membuat mereka enggan menanamnya lagi.
Namun itu dulu, kini seiring membaiknya harga bawang putih, terutama buah tunggal yang harga jualnya lebih tinggi hingga Rp15 ribu per biji.
"Baru tahu belakangan ini kalau bawang putih tunggal lebih mahal. Biasanya kebanyakan petani di sini (kampung Cigadog) menanam bawang merah," kata dia.
Untuk tahap awal, dengan dukungan pemerintah Garut, warga di desa itu telah mengalokasikan lahan pertanian hingga 40 hektar. Dengan upaya itu, diharapkan meroketnya harga bawang putih, bisa memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani sekitar.
Advertisement
Gelar Operasi Pasar, Pemerintah Gelontorkan 375 Ton Bawang Putih
Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus menggelar operasi pasar bawang putih yang tersebar di berbagai wilayah.
Hal ini dilakukan dalam rangka menurunkan harga komoditas tersebut. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag , Tjahya Widjayanti menyatakan, sejak 18 April 2019, operasi pasar bawang putih telah dilakukan di beberapa daerah, seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Lampung, Jambi, dan Riau.
"Selain itu, operasi pasar bawang putih ini akan dijadwalkan di beberapa daerah lainnya," ujar dia di Bintaro, Tangerang Selatan, Jumat (10/5/2019).
Dia menuturkan, hingga 7 Mei 2019, telah digelontorkan bawang putih sebanyak 375,8 ton bawang putih di 13 provinsi tersebut. Hal ini terbukti mampu mempengaruhi harga bawang putih yang tengah melambung.
"Saat ini, operasi pasar tengah berlangsung di Bandung dengan jumlah bawang putih yang digelontorkan sebanyak 4 ton dan dijual dengan harga Rp 30 ribu per kg di tingkat konsumen," ungkap dia.
Tjahya menyatakan, operasi pasar yang dilakukan dan ada pasokan bawang putih diharapkan mampu menurunkan harga saat bulan puasa ini.
"Kemendag akan terus menggelar operasi pasar hingga harga bawang putih stabil,” tandas dia.
Kemendag Ancam Cabut Izin Impotir yang Timbun Bawang Putih
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengancam akan mencabut izin usaha dan izin impor bagi pelaku usaha maupun importir yang menahan stok bahan kebutuhan pokok selama Ramadan dan Lebaran. Salah satunya untuk komoditas bawang putih.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widjayanti menyatakan, melonjaknya harga bawang putih beberapa waktu terakhit lantaran kurangnya pasokan ke pasar.
Namun, pemerintah telah membuka impor bawang putih untuk menambah pasokan, sehingga diharapkan bisa segera menurunkan harga komoditas tersebut.
"Kemarin kan isunya pasokannya ini. Jadi kalau sekarang sudah impor, sudah masuk importir kita minta keluarkan barang semua," ujar dia di Bintaro, Tangerang, Jumat (10/5/2019).
Dia mengungkapkan, dengan adanya tambahan pasokan dari impor ini, maka tidak ada lagi alasan kekurangan pasokan atau terjadi kelangkaan di tingkat pedagang sehingga membuat harga kembali naik.
"Enggak ada alasan kalau mereka naikin harga, jadi di situlah Satgas Pangan melakukan pengawasan," kata dia.
Jika ditemukan ada pelaku usaha atau importir yang menahan stok bawang putih, lanjut Tjahja, maka Kemendag akan mencabut izin usaha dan izin impornya.
"Dicabut izin usaha, dibekukan," tandas dia.
Advertisement