6 Hirarki Keinginan Membeli yang Harus Dipahami Sebelum Menyesal Kemudian

Seringkali orang melompati lapisan piramida keinginan membeli langsung ke bagian paling atas. Ujung-ujungnya, barang yang dibeli malah jadi sampah.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Mei 2019, 16:04 WIB
Seringkali orang melompati lapisan piramida keinginan membeli langsung ke bagian paling atas. Ujung-ujungnya, barang yang dibeli malah jadi sampah. (dok. Sarah Lazarovic/http://longliveirony.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda berpikir matang sebelum membeli barang, termasuk pakaian? Jangan-jangan Anda termasuk yang membeli barang karena impulsif dan akhirnya membuang-buang uang dan menumpuk sampah.

Sebelum menyesal, ayo belajar memahami hirarki keinginan membeli alias buyerarchy of need dari ilustrasi yang dibuat oleh Sarah Lazarovic berikut ini. Ilustrator asal Kanada itu membuat ilustrasi tersebut terinspirasi dari teori hirarki keinginan Maslow.

Dilansir dari laman canr.msu.edu, terdiri enam lapisan hirarki keinginan membeli yang harus disadari sebelum mengeluarkan uang. Tiga lapisan terbawah termasuk tak mengeluarkan uang, sedangkan tiga lapisan teratas membutuhkan duit.

Pada lapisan paling bawah hirarki keinginan membeli adalah menggunakan apa yang dimiliki. Jadi, sebelum membeli, Anda harus mengingat kembali apakah barang dengan fungsi serupa sudah dimiliki sebelumnya. Atau bila terkait pakaian, apakah pakaian yang akan dibeli sebenarnya sudah dipunyai?

Maka itu, penting untuk menyimpan barang-barang yang dimiliki secara terorganisir. Rawat dengan baik agar bisa bertahan lama dan menghemat pengeluaran Anda. Gunakan yang lama sebelum membeli baru.


Meminjam

Pada lapisan kedua terdapat meminjam. Ini adalah cara lain untuk menghemat uang Anda dengan menggunakan barang sementara dan kemudian mengembalikannya. Jadi, sebelum buru-buru membeli karena tak punya barang tersebut di rumah, sebaiknya pikirkan tempat atau orang yang bisa Anda pinjam barangnya.

Perpustakaan adalah tempat terbaik untuk meminjam buku-buku, film, musik atau bahkan peralatan kecil. Sementara, teman atau keluarga bisa meminjamkan perawatan, pakaian kerja, hingga stok bumbu masak bila digunakan sedikit atau sementara.


Tukar

Menukar adalah sepupu dekat meminjam. Tanyakan pada diri Anda adakah barang yang bisa ditukar dengan barang yang diperlukan. Tak perlu malu-malu barter kalau memang perlu. Bila tak biasa, mungkin Anda bisa ikut event yang digelar komunitas sehingga pilihan barang yang tersedia makin banyak.


Beli Bekas

Ini adalah bentuk pembelian dengan biaya paling murah. Ada dua level beli bekas, yakni membeli untuk diri sendiri atau menjual sehingga bisa mendapat penghasilan tambahan.

Membeli barang bekas seringkali menguntungkan karena sejumlah toko menawarkan barang berkualitas dengan harga lebih miring. Garage sales maupun online tak masalah, sepanjang Anda fokus pada apa yang dibutuhkan, bukan diinginkan.


Membuat Sendiri

Membuat barang memang membutuhkan ongkos, tetapi bisa lebih menghemat dibandingkan membeli barang jadi. Tapi, kebanyakan orang enggan mengingat waktu yang dibutuhkan untuk membuat biasanya lebih panjang daripada membeli jadi.

Di sisi lain, seiring waktu, keterampilan Anda bertambah. Anda bahkan bisa memperbaiki kerusakan kecil di rumah, mendekorasi ulang ruangan atau membuat karya senimu sendiri. Bila dikaitkan dengan makanan, Anda bisa menghemat biaya makan dibanding jajan di restoran.


Membeli

Nah, lapisan teratas piramida barulah membeli barang baru. Meski begitu, masih ada cara bijak dalam menghabiskan uang. Jalan-jalanlah dulu untuk tahu toko mana yang menawarkan harga terbaik. Pilih brand generik untuk makanan atau obat-obatan, misalnya. Langkah lainnya memastikan Anda punya uangnya sebelum membeli barang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya