Google Hadirkan Live Transcribe, Bantu Penyandang Tunarungu Berkomunikasi

Google menghadirkan aplikasi Live Transcribe untuk membantu penyandang tunarungu atau sulit mendengar, berkomunikasi dengan orang lain.

oleh Andina Librianty diperbarui 14 Mei 2019, 14:04 WIB
Presentasi apliaksi Live Transcribe (Foto: Andina Librianty / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Google menghadirkan aplikasi Live Transcribe untuk membantu penyandang tunarungu atau sulit mendengar, berkomunikasi dengan orang lain. Kehadiran aplikasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Google untuk menghadirkan berbagai produk yang mudah diakses oleh siapa pun.

Live Transcribe ini menggunakan teknologi pengenalan suara otomatis dengan mentranskripsikan pembicaraan menjadi tulisan secara real-time. Sederhananya, teknologi dalam aplikasi ini akan mendeteksi pembicaraan, kemudian menerjemahkannya ke dalam teks untuk dibaca.

Google berharap kehadiran aplikasi ini dapat lebih membantu penyandang tunarungu atau sulit mendengar berkomunikasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada 466 juta tunarungu dan sulit mendengar.

Presentasi apliaksi Live Transcribe (Foto: Andina Librianty / Liputan6.com)

"Live Transcribe ini akan sangat membantu tunarungu, karena ketika ada orang berbicara, maka teksnya akan muncul. Sehingga membuat komunikasi mereka menjadi lebih baik," tutur Product Manager Google AI Research Group, Sagar Savla, melalui video press conference di kantor Google Indonesia, Selasa (14/5/2019).

Live Transcribe saat ini sudah mendukung 70 bahasa di dunia, termasuk Bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah Jawa. Bahasa lain di antaranya Inggris, Belanda, Bahasa Melayu, dan Prancis.


Masih Versi Open Beta

Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Live Transcribe saat ini sudah bisa diunduh di Play Store. Namun, aplikasi ini hanya bisa digunakan pada smartphone berbasis Android versi 5.0 ke atas.

Sayangnya, Sagar enggan mengungkapkan jadwal peluncuran versi final aplikasi ini. "Live Transcribe saat ini memang masih open beta, tapi bisa diunduh oleh pengguna Android dari Play Store," katanya.

Mengingat kemungkinan aplikasi ini akan digunakan secara terus menerus, Sagar mengatakan penerapan dark mode membuat konsumsi daya baterai perangkat akan sangat rendah.

Untuk penggunaannya sendiri, smartphone harus terhubung dengan jaringan internet.  "Jadi selama ada koneksi internet, maka pengalaman pengguna akan berjalan dengan baik," sambungnya.


Jaga Privasi

Kantor pusat Google. Foto: Digital Trends

Sayangnya, transkrip percakapan untuk saat ini tidak bisa disimpan. Google sedang berupaya agar hal itu bisa dilakukan, tapi kemungkinan hanya bisa disimpan selama tiga hari.

Untuk suara yang direkam melalui Live Transcribe ini, Sagar menegaskan Google tidak akan menyimpannya untuk menjaga privasi pengguna.

"Kami memproses suara pengguna, dan menghadirkan teksnya ke ponsel Anda. Lalu, kami akan menghapus suara tersebut secara langsung. Jadi rekaman suara tidak akan disimpan, tidak di server dan juga juga ponsel pengguna," jelasnya.

Kendati diperuntukkan bagi penyandang tunarungu, aplikasi ini tetap bisa digunakan oleh pegguna lainnya untuk berkomunikasi. Seperti membantu ketika berbicara dengan orang asing, sehingga bisa lebih memahaminya karena adanya caption atau transkrip pembicaraan dalam bentuk teks.

(Din/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya