Deretan Fakta Pembentukan Pansel KPK yang Segera Diteken Jokowi

Jokowi itu bahkan menyebut sudah ada nama-nama yang masuk untuk mengikuti seleksi pimpinan KPK tersebut.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 14 Mei 2019, 14:32 WIB
Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan, Plt Direktur LHKPN KPK Kunto Ariawan dan jubir KPK Febri Diansyah memberi keterangan pers LHKPN 2018 terhadap para pejabat di gedung KPK Jakarta, Senin (14/01). (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Panitia Seleksi atau Pansel calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan segera diteken pembentukannya oleh Presiden Joko Widodo. Hal itu dilakukan mengingat, masa bakti KPK akan berakhir pada Desember 2019 ini.

Pria yang karib disapa Jokowi itu bahkan menyebut sudah ada nama-nama yang masuk untuk mengikuti seleksi pimpinan KPK tersebut.

"Pansel KPK Insyallah minggu ini sudah ditandatangani. Baru digodog. Banyak nama sudah masuk dan tinggal kita putuskan," ujar Jokowi di Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.

Meski begitu, lembaga antirasuah sudah memiliki harapan terhadap pemimpin baru KPK kelak. Komisioner KPK Laode Muhammad Syarief berharap, para komisioner yang bakal menggantikan kelak bisa lebih baik darinya.

Berikut deretan fakta pembentukan Pansel KPK yang segera diteken Jokowi dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Minggu Ini Diteken Jokowi

Presiden Joko Widodo saat menghadiri buka puasa bersama di Rumah Dinas Ketua DPR Bambang Soesatyo di Kawasan Widya Chandra Jakarta, Senin (13/5). Buka Puasa tersebut juga di Hadiri Tokoh Politik dan Petinggi Lembaga Negara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi segera meneken pembentukan panita seleksi (pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jokowi menjelaskan beberapa nama sudah masuk dan tinggal diputuskan.

"Pansel KPK Insyallah minggu ini sudah ditandatangani. Baru digodog. Banyak nama sudah masuk dan tinggal kita putuskan," kata Jokowi usai buka puasa bersama Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di rumah dinas Ketua DPR Bambang Soestyo di Jalan Widya Chandra III, nomer 9, Jakarta Selatan, Senin, 13 Mei 2019.

 


2. Sudah Siapkan Banyak Nama

Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla saat menghadiri buka puasa bersama di Rumah Dinas Ketua DPR Bambang Soesatyo di Kawasan Widya Chandra Jakarta, Senin (13/5). Buka Puasa tersebut juga di Hadiri Tokoh Politik dan Petinggi Lembaga Negara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Jokowi pun menjelaskan seperti lima tahun yang lalu pihaknya meminta beberapa pihak untuk memberikan masukan terhadap calon pimpinan KPK kelak. Masukan itu mulai dari praktisi, pemerintah hingga LSM nonpemerintah (NGO).

"Ada dari akademisi, dari praktisi, ada dari pemerintah, ada dari NGO, gabung-gabung. Satu-satu kita lihat. Seperti lima tahun yang lalu, satu persatu kita lihat," ucap Jokowi.

 


3. Harap Komposisi Pansel KPK Rampung

Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif dan Juri Bicara KPK Febri Diansyah memberi keterangan pers terkait OTT hakim PN Balikpapan Kayat di Gedung KPK, Sabtu (4/5/2019). KPK mengamankan uang muka Rp 100 juta, Jhonson Siburian, Sudarman dan Kayat sebagai tersangka. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Komisioner KPK Laode Muhammad Syarief berharap komposisi pansel calon pimpinan KPK segera rampung. Harapannya ada waktu yang cukup panjang untuk memilih komisioner KPK yang baru.

"Supaya waktunya cukup mencari kandidat yang baru," ujar Laode di Kompek Widya Chandra, Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.

Lebih lanjut, Laode menduga, komisioner KPK yang ada saat ini tidak ada yang maju lagi untuk menjadi pimpinan KPK di 2019. Namun, kata dia, itu masih sebatas dugaan. Karena dirinya belum bertanya kepada para koleganya.

"Tapi mungkin enggak ada (yang maju lagi menjadi pimpinan KPK)," katanya.

 


4. Bisa Lebih Baik

Wakil ketua KPK,  Laode M Syarif (kanan) dan juri bicara KPK, Febri Diansyah jelang konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/02). KPK menangkap Bupati Lampung Tengah Mustafa. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain itu, Laode juga berharap ke depannya, para komisioner yang bakal menggantikan kelak bisa lebih baik darinya. Maupun para komisioner KPK yang terdahulu.

Misalnya, kata Laode, bisa mengungkap lebih banyak kasus-kasus yang berkaitan dengan korporasi.

"Kalau bisa lebih baik kualitasnya dibanding jilid satu, dua, tiga dan empat, ke depannya kasus korporasi lebih banyak lagi diungkap," ujar Laode.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya