Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan melakukan inovasi berupa penerapan sistem satu arah (one-way) di Tol Trans Jawa. Pihak kementerian optimistis strategi ini bisa mengurai kemacetan di musim Lebaran 2019 nanti.
Keputusan one-way ini adalah kesepakatan antara Kakorlantas Polri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), dan juga Jasa Marga.
Baca Juga
Advertisement
Sistem satu arah di Tol Trans Jawa ini tidak berlaku hingga Probolinggo, melainkan mulai dari KM 29 Cikarang Utama sampai KM 262 atau Brebes Barat. Kabarnya, ini akan berlaku selama total tujuh hari saja selama 24 jam.
Bagaimana sebenarnya penerapan rencana one-way di Tol Trans Jawa ini? Bagaimana jadwalnya? Berikut Liputan6.com tampilkan informasinya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Jadwal
Penerapan sistem one-way ini berlaku dengan total tujuh hari. Empat hari di arus mudik dan tiga hari arus balik. Sistem ini berlaku mulai dari jam 6 pagi sejak hari pertama dan berlaku 24 jam.
"Dari tanggal 30, 31, 1, 2, jadi 4 hari. Mulai dari jam 6. Itu adalah one-way pada saat mudik. Pada saat arus balik itu 8, 9, 10," ujar GM Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman kepada Liputan6.com.
Puncak volume kendaraan diperkirakan meningkat hingga 90 ribu saat mudik. Maka dari itu, jadwal one-way selama beberapa hari tersebut diharapkan bisa melandaikan volume kendaraan di tol.
Advertisement
2. Jangan Terbawa Arus
Pihak Jasa Marga akan memasang rambu-rambu agar masyarakat tidak keliru mengambil jalur. Ini terutama penting bagi mereka yang pergi secara jarak dekat seperti Jababeka dan Cikarang agar tidak terbawa arus one-way.
"Pengguna jalan yang daerah Jakarta mau keluar ke Cibatu, Cikarang Timur, Karawang, itu masih memungkinkan, tapi itu harus lewat jalur normal, sebelah kiri. Jalur one-way itu khusus ke arah timur sana," ujar GM Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman.
Pihak Jasa Marga pun berjanji agar memasang rambu-rambu yang memisahkan jalur dekat dan jalur one-way yang dimulai dari KM 29 menuju arah timur. Ini pun berlaku untuk jalur pulang nanti.
"Yang tadinya buat masuk tol dipakai ke luar tol. Kita pasang rambu-rambu seperti itu," tegas Raddy.
3. Tak Ada Ganjil Genap
Kemenhub menegaskan tidak ada sistem ganjil-genap selama sistem one-way. Ganjil-genap dinilai tidak efektif mengingat lebih rumit dan tidak sesuai kultur mudik di Indonesia yang cenderung rombongan, alias lebih dari satu mobil.
"Kecenderungan masyarakat mudik dengan rombongan, bisa dua hingga tiga mobil kemudian kalau ada yang (bernomor) ganjil dan yang genap pasti akan terpisah mobilnya," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi dalam keterangan tertulis, seperti dilansir dari Merdeka.com.
Selain itu, penerapan ganjil-genap bisa membuat bingung masyarakat. Alhasil, dikhawatirkan terjadi penumpukan di pintu-pintu yang diberlakukan ganjil-genap.
Advertisement
4. Rest Area Dua Arah Bisa Digunakan
Yang menarik dari one-way di Tol Trans Jawa ini adalah rest area di kedua sisi jalan bisa digunakan. Pengendara pun tak perlu lagi mengeluh atau berdesak-desakan ketika beristirahat rest area.
"Tempat peristirahatan bisa dipakai dua-duanya. Dulu masih kurang. Ini artinya dua sisi bisa dipakai dua-duanya untuk pemudik. Jadi naik 100 persen kapasitasnya," tegas Raddy.