Liputan6.com, Jakarta Mudah dibuat dan cepat, menjadi alasan banyak anak kos yang menyantap mi instan untuk sahur. Namun, jika hanya mi instan hal itu akan membuat tubuh jadi tidak bertenaga saat puasa.
"Mi instan itu bahan dasarnya tepung. Jadi sangat mudah dicerna, membuat kita akan cepat lapar kembali. Selain itu juga menggunakan bahan pengawet, tidak bagus untuk kesehatan," kata ahli gizi, Inayah Budiasti.
Advertisement
Menurut Inayah, makanan yang diawetkan seperti mi instan mengandung nutrisi rendah. Sebaiknya dihindari makan yang tidak mengandung serat saat sahur, termasuk mi instan.
"Tubuh akan tidak lapar dan lemas, jika kita konsumsi jenis makanan berbahan serat, seperti buah, sayur dan gandum, makanan seperti ini lebih lama tinggal di dalam lambung," ujarnya.
Jika terpaksa menyantap mi instan untuk sahur, sebaiknya tambah sayur dan protein seperti telur. Sehingga, isi di dalamnya lebih kaya gizi. (Penulis: Cynthia Amanda Male/Dream.co.id)
Menu Sahur, 40 Persen Kebutuhan Energi
Menurut Kementerian Kesehatan RI, saat sahur seharusnya memenuhi 40 persen kebutuhan energi. Sehingga, saat sahur pun harus diperhatikan asupannya.
Contoh menu sahur yang dicontohkan Kementerian Kesehatan adalah nasi, semur daging, tahu bumbu rujak, capcai, ketimun, pisang ambon. Tentu tidak dalam porsi berlebihan melainkan menerapkan konsep isi piringku yang menganut gizi seimbang.
Advertisement