Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Anang Latief, optimistis pembangunan jaringan serat optik nasional Palapa Ring, akan rampung pada Agustus 2019.
Dikutip dari laman resmi Kemkominfo, Anang menyatakan, Palapa Ring di seluruh wilayah Indonesia akan dapat beroperasi sebelum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia, pada 17 Agustus mendatang.
Baca Juga
Advertisement
Pembangunan Palapa Ring sendiri menghadapi berbagai tantangan lantaran faktor alam, lokasi geografis, hingga ancaman gangguan keamanan serta kriminalitas.
Hal ini terutama terjadi di Palapa Ring Paket Timur yang meliputi empat provinsi yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua Barat, dan Papua.
"Permasalahan perolehan lahan adat di Papua ini juga menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan Palapa Ring, belum lagi ditambah keadaan Papua yang baru-baru ini terkena bencana banjir bandang. Namun, Agustus semua sudah beroperasi sesuai yang disebutkan," ujar Anang dalam Rapat Kerja antara Komisi I DPR RI dengan Kementerian Kominfo, di Gedung Wisma Nusantara II MPR/DPR RI, Jakarta, Senin (13/05/2019).
Saat ini pembangunan Palapa Ring Timur sudah mencapai 96,5 persen, sedangkan Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah sudah selesai 100 persen. Bahkan bagian barat dan tengah sudah mulai beroperasi.
Kemkominfo sendiri telah berulang kali menegaskan pembangunan Palapa Ring akan selesai sesuai dengan rencanya. Baik pernyataan langsung dari Menkominfo, Rudiantara, maupun Anang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Hambatan Pembangunan Palapa Ring
Menurut Anang, pembangunan Palapa Ring mengalami hambatan berkaitan dengan kondisi geografis Indonesia Timur. "Terdapat 28 lokasi yang tidak memiliki akses kecuali menggunakan helikopter. Selain itu, serangan dari kelompok di wilayah Papua pun menghambat pembangunan," ungkapnya.
Melalui tayangan video dokumentasi terkait Palapa Ring Timur pada 21 Maret lalu, Anang menyampaikan terdapat serangan tembakan dan pembakaran oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Ruas Tigi - Timika, Papua.
"Pasca kerusuhan yang terjadi pada 21 April, terdapat tumpukan-tumpukan kabel yang dibakar, sehingga kami berkoordinasi dan melakukan kerjasama dengan aparat TNI untuk pengamanan di semua lokasi di Papua," jelas Anang.
Selain itu, juga ada permasalahan karena faktor ketinggian sampai lebih dari 4.000 meter. Kemudian, bencana banjir bandang di Sentani, Papua, beberapa waktu lalu juga membuat pembangunan sedikit terhambat.
"Saat ini masih dikerjakan pemasangan serat optik di sepanjang 2.600 km. Kendala lainnya, adalah pemasangan microwave, dari 50 site, ada 24 site yang tidak ada akses jalan, sehingga harus ditempuh menggunakan helikopter," ungkap Anang.
(Din/Ysl)
Advertisement