Bentuk Posko, Pemerintah Jamin Pasokan Energi Tercukupi Saat Lebaran

Posko ini juga melibatkan kepolisian, kementerian perhubungan, serta kementerian PUPR.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2019, 18:43 WIB
Petugas mengisi BBM pada sebuah motor di salah satu SPBU, Jakarta.(Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) resmi membentuk Pos Komando Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Pembentukan posko ini bertujuan agar minyak, gas, listrik dan bencana geologis dapat terjaga selama Idul Fitri 2019.
 
Komite BPH Migas, Sumihar Panjaitan mengatakan, seluruh sektor pada dasarnya siap untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga masyarakat Indonesia selama periode Idul Fitri. Namun, pos ini dibentuk untuk mengantisipasi kelangkaan atau kejadian yang tidak terduga.
 
"Pos-pos mudik ini adalah kepentingan bersama dan tidak hanya di Jawa, tetapi dari Sumatra ke Papua. Kita harus mempersiapkan semua kesiapsiagaan, sehingga tidak ada kelangkaan," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
 
Posko ini juga melibatkan kepolisian, kementerian perhubungan, serta kementerian PUPR. Berlangsung selama 30 hari sejak tanggal 21 Mei hingga 19 Juni 2019.
 
"Untuk di pulau Jawa, kita sudah tersedia sarana jalan tol, tapi itu beberapa alternatif, ada jalur selatan ada jalur utara itu kita siapkan SPBU nya. Demikian juga di daerah-daerah lain dan kita juga memprioritaskan daerah-daerah wisata sehingga tidak terjadi kelangkaan di tempat wisata," ujarnya.
 
Berdasarkan data, jumlah SPBU di jalur pantura ada 257, kemudian di jalur tol Jawa ada 40. Sementara itu di jalur Pansela ada 519 SPBU dan di sumatera tersedia sebanyak 437 SPBU.
 
Hingga kini stok bahan bakar masih terjaga yakni Premium dengan 1.118.277 kiloliter dengan ketahanan 21 hari, Pertalite 1.103.505 kiloliter atau 21 hari, Pertamax dan Akra 92 dengan 909.992 kiloliter dengan ketahanan 22 hari.
 
Kemudian untuk tipe Turbo sebanyak 34.585 kiloliter atau 58 hari, Solar dan Akrasol 2.104.331 kiloliter 26 hari, Dexlite 45.305 kiloliter 27 hari, Dex 36.437 kiloliter atau 35 hari, Minyak Tanah 108.863 kiloliter atau 69 hari, LPG 369.058 metrik ton atau 27 hari dan Avtur 615.512 kiloliter atau 48 hari.
 
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
 
Sumber: Merdeka.com
 

Satgas Tugaskan Badan Usaha Asing Jaga Pasokan BBM Saat Mudik

SPBU Pertamina di Tol Trans Jawa (Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)

Satuan tugas (Satgas) Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2019 sektor energi yang dibentuk pemerintah‎, menugaskan badan usaha asing untuk menjaga ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Wakil Ketua Satgas Fashurullah Asa mengatakan, ada yang berbeda ‎dalam penerapan satgas Ramadan dan Idul Fitri 2019, yaitu melibatkan badan usaha penyedia BBM asing yang beroperasi di Indonesia untuk menjaga pasokan BBM selama musim mudik.

Badan usaha asing ini bersama Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk akan turut menjamin ketersediaan BBM. 

‎"Yang bedakan, tahun sebelumnya Pertamina dan AKR, tahun ini kami perintahkan badan usaha apakah Shell atau Total ikut menjamin ketersediaan BBM,‎" kata Fanshurullah, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Untuk mekanisme penugasan badan usaha asing dalam pengamanan pasokan BBM saat menjelang lebaran,‎Fanshurullah yang juga Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.

"Apakah nanti akan ada di tol. Nanti akan diatur," ujar dia.

Dia pun menjamin, pasokan BBM cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Ramadan dan Idul Fitri, sesuai dengan prediksi kenaikan konsumsi. Pertamina pun sudah menyiapkan cadangan bahan bakar minyak (BBM) rata-rata selama 21 hari.

"Untuk BBM aman, untuk di luar Pertamina juga aman cadangannya,‎ karena jauh lebih kecil ya," tandasnya.

 


Ada Tol Trans Jawa dan Sumatera, Konsumsi BBM Bakal Naik

Sebelumnya, PT Pertamina prediksi konsumsi BBM di ruas tol akan meningkat pada periode Lebaran 2019. Hal ini dipicu oleh tersambungnya Tol Trans Jawa dari Merak sampai Probolinggo maupun tol Trans Sumatera dari Bakauheuni sampai Terbanggi Besar. 

Tersambungnya ruas-ruas tol tersebut membuat masyarakat cenderung untuk menggunakan jalan bebas hambatan saat melakukan mudik Lebaran 2019.

SVP Retail Marketing Business PT Pertamina, Jumali mengatakan, secara umum, konsumsi BBM khususnya jenis gasoline di ruas-ruas tol akan meningkat sebesar 15,78 persen. 

Jika konsumsi rata-rata harian normal 92.563 kilo liter per hari, pada periode mudik Lebaran, konsumsi BBM akan menjadi 107.165 kilo liter.

Itu meningkat pesat dari catatan konsumsi selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2018, yang hanya meningkat dari konsumsi harian sebesar 90.110 kilo liter per hari menjadi 99,230 kilo liter per hari atau meningkat 10,12 persen.

"Tahun ini terhubung. Ini jadi challange bagi Pertamina menyiapkan sepanjang jalur tol tersebut walaupun tidak mengabaikan kebutuhan BBM di jalur reguler," kata dia, di Jakarta, Senin, 29 April 2019.

Konsumsi BBM di ruas tol wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ramadan dan Idul Fitri 2019, diperkirakan mengalami lonjakan tertinggi hingga 300 persen dibandingkan tahun lalu.

Kemudian disusul Jawa Timur sebesar 140 persen. Selanjutnya wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat sebesar 100 persen. "Dengan tuntasnya jalur tol di wilayah Jateng dan Jatim, maka diproyeksikan konsumsi BBM juga meningkat di sepanjang tol baru," ujar dia.

Untuk itu, Pertamina akan menyiagakan sebanyak 43 SPBU di sepanjang jalan tol di Jawa dengan rincian 31 unit di Jakarta dan Jabar, delapan unit di Jateng dan DIY, serta lima unit di Jatim. 

Sedangkan untuk ruas Tol Bakauheuni-Terbanggi Besar, Pertamina telah akan menyiagakan empat unit SPBU modular. "Supaya aman kita siapkan lebih besar, sehingga kalau memang peningkatannya lebih dari tahun lalu itu sudah ter-cover," tandasnya. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya