Penembakan di Parade Keagamaan Burkina Faso, 4 Orang Tewas

Selang sehari setelah penembakan di gereja, Burkina Faso kembali dilanda penyerangan kelompok bersenjata di acara parade keagamaan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 15 Mei 2019, 04:24 WIB
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Ouagadougou - Sejumlah pria bersenjata membunuh empat orang Katolik dalam prosesi keagamaan di utara Burkina Faso. Insiden itu terjadi selang sehari setelah seorang pemimpin agama katolik dan lima umat paroki dibunuh secara massal, kata para pejabat gereja pada Selasa 14 Mei 2019 waktu setempat.

"Parade keagamaan dengan patung Virgin Mary tengah bergerak melalui kota Ouahigouya pada Senin 14 Mei ketika sekelompok teroris mencegat prosesi, menewaskan empat jemaat dan membakar patung itu," kata juru bicara Katedral Ouagadougou seperti dikutip dari AFP Rabut (15/5/2019).

Menurut kantor berita Burkina Faso, AIB, para penyerang menghentikan prosesi. "Mereka membiarkan anak di bawah umur pergi, mengeksekusi empat orang dewasa, dan menghancurkan patung itu," lapor media tersebut mengutip seorang warga setempat.

Paul Ouedraogo selaku presiden Konferensi Episkopal Burkina Faso dan Niger, mengatakan pada pertemuan para uskup di ibu kota Ouagadougou bahwa serangan itu benar telah menewaskan empat orang.

Pembunuhan itu terjadi sehari setelah kelompok orang berisi 20 hingga 30 pria bersenjata, menurut saksi mata, masuk ke gereja Katolik di Dablo, juga di Nord Region Burkina Faso. Mereka kemudian menembak mati lima umat paroki dan seorang pendeta.

Para penyerang membakar gereja, beberapa toko dan sebuah kafe kecil sebelum menuju ke pusat kesehatan yang mereka jarah, lalu membakar kendaraan kepala perawat.

 


Rentetan Teror di Burkina Faso

Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Dua hari sebelumnya, pasukan khusus Prancis telah membebaskan empat sandera asing di Burkina Faso dalam serangan semalaman yang menelan korban dua tentara.

Dua minggu lalu, ada serangan serupa terhadap sebuah gereja Protestan di Silgadji, juga di utara Burkina Faso. Saat itu orang-orang bersenjata di sepeda motor membunuh seorang pendeta dan lima orang jemaat.

Burkina Faso semakin sering dilanda serangan mematikan yang dikaitkan dengan sejumlah kelompok militan, termasuk kelompok Ansarul Islam yang memiliki kaitan dengan Support Islam and Muslims (GSIM) dan Islamic State in the Greater Sahara (ISGS).

Serangan itu dimulai pada tahun 2015 di utara Burkina Faso, sebelum menargetkan ibu kota Ouagadougou dan daerah lain, terutama di timur.

Hampir 400 orang tewas sejak 2015 - terutama dalam serangan tiba-tiba - menurut penghitungan AFP.

 


Pemimpin Agama Jadi Target

Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Kelompok-kelompok militan kerap menargetkan pemuka agama Kristen dan juga Muslim yang mereka anggap tidak cukup radikal.

Bulan lalu, militan menyerang sekolah desa di Maitaougou, di provinsi timur Koulpelogo, menewaskan lima guru dan seorang pekerja.

Sejauh ini mantan penguasa kolonial, Prancis telah mengerahkan 4.500 tentara di Mali, Burkina Faso, Niger, dan Chad dalam misi dengan nama sandi Barkhane untuk membantu pasukan lokal mengusir para militan.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya