Liputan6.com, Niamey - Pihak berwenang di Niger pada Senin 13 Mei 2019 menggagalkan serangan teroris di sebuah penjara dengan keamanan tinggi dekat ibu kota Niamey. Demikian menurut keterangan dari Menteri Dalam Negeri Mohamed Bazoum yang diunggah melalui Twitter.
"Sebanyak 10 penyerang bersenjata mencoba menyerang penjara sekitar pukul 16.00 GMT tetapi berhasil digagalkan, karena pasukan keamanan sudah bersiaga terhadap serangan," kata sebuah sumber keamanan kepada AFP yang dikutip Rabu (15/5/2019).
Advertisement
"Tidak ada kematian di jajaran kami untuk saat ini," kata Bazoum.
Penjara Koutoukale, sekitar 50 km utara Niamey, ibu kota Niger menampung banyak militan.
Sumber keamanan mengatakan para penyerang menyusup ke pasar Koutoukale, untuk meluncurkan upaya serangan mereka ke penjara berkeamanan tinggi di Niger tersebut.
Sempat Serang Pos Keamanan
Dalam serangan tersebut, dilaporkan seorang tentara terluka. Tak lama kemudian, pihak penjara dengan keamanan tinggi di Niger menyatakan petugas tersebut meninggal karena lukanya yang begitu parah.
"Pria itu terluka dalam serangan di penjara Koutoukale hari Senin," demikian menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Niger.
Sumber keamanan mengatakan kepada AFP bahwa dia adalah seorang perwira junior di Garda Nasional.
Setelah serangan itu, yang menurut sumber keamanan dilakukan oleh sekitar 10 pria bersenjata, pasukan keamanan menemukan roket dan amunisi yang ditinggalkan.
Mereka juga menemukan dua kendaraan milik Doctor Without Borders (MSF) yang dicuri pada 2 Mei di utara negara itu.
Advertisement
Serangan Sebelumnya
Penjara tersebut sebelumnya juga pernah diserang pada Oktober 2016. Kala itu sejumlah orang yang menggunakan sepeda motor menyerang menggunakan bahan peledak.
Fasilitas penjara yang dianggap sebagai paling aman di Niger itu menampung para tahanan paling berbahaya di negara itu, termasuk para militan dari kelompok-kelompok yang aktif di daerah Sahel dan gerilyawan dari Boko Haram Nigeria.
Penjara itu juga menahan tahanan keamanan dari Mali yang wilayahnya berdekatan.
Niger, bersama dengan Chad dan Kamerun, adalah wilayah yang juga terkena dampak pemberontakan Boko Haram selama satu dekade. Grup yang mendirikan negara Islam garis keras di timur laut Nigeria.
Konflik itu telah menewaskan lebih dari 27.000 orang dan menyebabkan 1,8 juta orang kehilangan tempat tinggal.