Dolar AS Perkasa, Harga Emas Terpukul

Harga emas turun dari level tertinggi satu bulan dipicu penguatan pasar saham dan dolar AS.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 15 Mei 2019, 06:45 WIB
Petugas menunjukkan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 666 ribu per gram pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Chicago - Harga emas turun dari level tertinggi satu bulan pada Selasa (Rabu pagi WIB) terpukul penguatan pasar saham dan dolar Amerika Serikat (AS) usai AS dan China sepakat melanjutkan negosiasi untuk mengakhiri perang dagang.

Dilansir dari Reuters, Rabu (15/5/2019), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.295,18 per ounces, setelah menyentuh USD 1.303,26 di awal sesi, tertinggi sejak 11 April.Harga emas berjangka AS ditutup turun 0,4 persen menjadi USD 1.296,3 per ounce.

"Kami melihat sedikit penyesuaian karena indeks dolar kembali naik sedikit dan saham rebound dan pedagang (emas) melakukan aksi ambil untung," kata George Gero, Direktur Pelaksana RBC Wealth Management.

Indeks dolar naik sekitar 0,2 persen setelah jatuh ke dekat level terendah satu bulan di sesi sebelumnya. Saham AS naik mengikuti komentar optimistis dari Washington dan Beijing.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa pembicaraan perdagangan dengan China belum berakhir. Rencananya, Ia akan bertemu Presiden Cina Xi Jinping di KTT G20 pada akhir Juni. Kedua negara itu pun menyepakati melanjutkan pembicaraan terkait perang dagang untuk menyuntikkan ketenangan pada pasar.

"Dampak dari perang perdagangan AS-Cina memiliki implikasi yang bertentangan untuk emas," Fawad Razaqzada, analis pasar dengan Forex.com, menulis dalam sebuah catatan.

Investor emas harus mempertimbangkan dampak pada permintaan fisik dari China jika tidak ada kesepakatan, sementara tarif yang lebih tinggi pada ekspor China juga akan merugikan konsumen AS, semakin membebani permintaan, tambah Razaqzada.

Emas naik 1,1 persen pada hari Senin, menandai kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 19 Februari, setelah China mengumumkan akan memberlakukan tarif lebih tinggi pada berbagai barang AS, membalas keputusan Washington pekan lalu untuk menaikkan pungutan atas USD 200 miliar pada produk impor Tiongkok .

Investor juga mengawasi meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran setelah Arab Saudi mengatakan dua tanker minyaknya diserang di lepas pantai Uni Emirat Arab.

Berita utama seperti meningkatnya ketegangan Iran menjaga emas dari penjualan, kata Gero.

Di antara logam mulia lainnya, harga perak naik 0,1 persen menjadi USD 14,78 per ounces. Platinum naik 0,4 persen menjadi USD 856,66 per ounce, sementara paladium naik 1,4 persen menjadi USD 1.340,52.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya