Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mencatat, dalam satu minggu pertama Ramadan, konsumsi Elpiji 3 Kilo gram (Kg) di seluruh Indonesia mengalami kenaikan hingga rata-rata 10 persen dibandingkan kondisi normal. Lonjakan konsumsi ini dapat dipenuhi dengan baik oleh Pertamina.
Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, konsumsi rata-rata harian Elpiji 3 Kg secara nasional adalah sekitar 21.269 Metric Ton (MT) per hari, dan selama 6-13 Mei 2019 konsumsi tersebut naik menjadi 23.338 MT per hari.
"Kenaikan konsumsi ini terlihat seiring dengan meningkatnya aktivitas memasak masyarakat. Kami pastikan Elpiji 3 Kg tersedia dengan cukup sesuai dengan kebutuhan masyarakat, karena selama Ramadan dan Idul Fitri ini kami menyiapkan tambahan pasokan hingga rata-rata 15 persen dari kondisi normal. Jadi stok di masyarakat sangat cukup sekali," kata Mas'ud, di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Untuk menjamin ketersediaan Elpiji 3 kg di masyarakat, Pertamina telah menyiagakan 33 ribu pangkalan siaga di seluruh Indonesia. Hal ini penting supaya masyarakat tetap bisa mendapatkan Elpiji 3 kg dengan mudah di sekitarnya. Selain itu, Pertamina juga menyiagakan 539 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) .
Mas'ud mengungkapkan, jumlah agen dan pangkalan yang ditunjuk Pertamina untuk menjual Elpiji 3 kg sudah disesuaikan dengan peta kebutuhan di satu lokasi masyarakat. Hal ini karena status Elpiji 3 kg merupakan produk subsidi dari pemerintah, sehingga penyalurannya pun harus dilakukan dengan cermat.
"Elpiji 3 Kg adalah barang subsidi untuk masyarakat miskin, maka Pertamiba menghimbau masyarakat yang mampu untuk menggunakan Elpiji non subsidi seperti Bright Gas," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pertamina Tambah Pasokan Elpiji 3 Kg Jelang Ramadan
PT Pertamina (Persero) menyiapkan tambahan alokasi Elpiji 3 Kilogram(kg) sebesar 14 persen dari kondisi normal sekitar 21 ribu Metrik Ton (MT), pada Minggu pertama Ramadan 1440 H.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, penambahan alokasi Epiji 3 kg menjadi 24 ribu MT dari 21 ribu MT, setara dari 7 juta tabung menjadi 8 juta tabung. Sementara penambahan 3.000 MT Elpiji setara dengan 1 juta tabung Elpiji 3 kg.
Penambahan bertujuan untuk memastikan kebutuhan Elpiji 3 kg di masyarakat dapat terpenuhi dengan baik, mengingat frekuensi penggunaan akan cenderung meningkat.
"Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, pada minggu pertama Ramadan ini Pertamina menyediakan pasokan Elpiji lebih besar dari hari-hari biasa," kata dia di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Peningkatan pasokan Elpiji tersebut, terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sehingga seluruh Marketing Operation Region (MOR) Pertamina telah menyiapkan pasokan Elpiji sesuai dengan perkiraan kenaikan konsumsi di masing-masing provinsi.
Penambahan alokasi ini bervariasi untuk seluruh wilayah di Indonesia. Pada MOR I wilayah Sumatera Bagian Barat dan Utara, MOR II wilayah Sumatera Bagian Selatan, MOR III wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Kemudian MOR IV wilayah Jateng dan Yogyakarta dan MOR VII Sulawesi rata-rata alokasi Elpiji naik antara 6 - 11 persen. Sementara pada MOR V Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT dan MOR VI Balikpapan kenaikan berkisar antara 27 - 29 persen.
"Dengan adanya tambahan alokasi ini, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai pasokan Elpiji 3 kg. Satgas Pertamina juga akan terus memonitor konsumsi Elpiji, sehingga bila terjadi lonjakan Pertamina dapat mengantisipasi lebih cepat," ujarnya.
Advertisement
Bright Gas
Fajriyah menjelaskan, Elpiji 3 kg merupakan produk yang disubsidi negara dan diperuntukkan bagi kalangan warga tidak mampu. Karena itu, masyarakat yang sudah dalam kategori mampu diharapkan dapat menggunakan Elpiji non subsidi seperti Bright Gas yang juga tersedia di agen, pangkalan dan modern minimarket.
"Untuk pemesanan Bright Gas yang lebih mudah, bahkan dapat dilakukan melalui Call Center 135. Dengan menggunakan pemesanan melalui Call Center ini, maka agen resmi akan mengantar Bright Gas ke rumah konsumen," tandasnya.