Sayembara di Prancis: Kuak Kode Rahasia Kuno yang Diukir di Atas Batu

Kode rahasia berusia 230 tahun ditulis di atas sebuah batu di Prancis. Bisakah Anda menguraikannya?

oleh Afra Augesti diperbarui 15 Mei 2019, 18:00 WIB
Saat surut, sebuah batu bertuliskan kode berumur 230 tahun muncul di sebuah pantai di Prancis. (FRED TANNEAU / AFP)

Liputan6.com, Paris - Pemerintah dari sebuah desa di barat laut Prancis telah menawarkan hadiah 2.000 euro (Rp 32 juta) untuk siapa saja yang dapat membaca rangkaian huruf dan simbol yang dipahat di sebuah batu besar di dekat kota.

Terletak di pantai yang berada dekat dengan dusun Plougastel-Daoulas, Brittany (dan hanya terlihat saat air surut), batu itu pertama ditemukan pada tiga atau empat tahun lalu, tetapi kode-kode tersebut diyakini telah ditorehkan pada lebih dari 200 tahun sebelumnya.

Menurut situs berita Prancis, AFP.com yang dikutip dari Live Science pada Rabu (15/5/2019), satu sisi batu itu benar-benar dipahat dengan huruf yang tampak campur aduk. Simbol-simbol ini mencakup gambar perahu layar dan hati, serta tertanggal 1786 dan 1787.

Veronique Martin, seorang pejabat kota, mengatakan kepada AFP bahwa tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan pembangunan beberapa baterai artileri (senjata untuk melontarkan proyektil) yang dibangun untuk melindungi benteng di dekat batu.

Lantaran para akademisi dan ahli arkeologi masih belum bisa memecahkan misteri tulisan di permukaan batu tersebut selama bertahun-tahun, kini otoritas kota di Prancis itu telah membuka sayembara untuk umum, dengan tenggat waktu sampai 30 November 2019.

Menurut AFP, bagian yang hanya dapat dibaca dari sandi itu berbunyi: "ROC AR B ... DRE AR GRIO SE EVELOH AR VIRIONES BAOAVEL ... R I OBBIIE: BRISBVILAR ... FROIK … AL."

Anda tertarik ikut serta?


Kata Wali Kota

Pejabat lokal Michel Paugam berpendapat bahwa bahasa itu mungkin adalah bahasa Breton kuno. (AFP)

Salah satu teori yang menyebut tentang isi batu itu, yang diduga kuat merupakan prasasti, adalah bahwa tulisan di atas batu terkait dengan pembangunan pertahanan angkatan laut di dekat titik penemuan.

Sebuah benteng dan emplasemen senjata -- yang kerangkanya masih dapat dilihat -- didirikan di sana pada tahun 1780-an untuk melindungi Teluk Brest, hingga tahun 1783 ketika Prancis dan Inggris berperang.

"Kami telah meminta sejarawan dan arkeolog dari sekitar sini, tetapi tidak ada yang bisa menyelesaikan cerita di balik batu itu," kata Dominique Cap, Walikota Plougastel, dilansir dari BBC.

"Jadi kami pikir mungkin di luar sana, di dunia ini, ada orang-orang yang memiliki pengetahuan terkait penemuan kami, ahli yang kami butuhkan. Daripada kami tetap berada dalam ketidaktahuan, kami mengatakan mari kita meluncurkan sebuah kompetisi," tambahnya.

Permintaan publik untuk bantuan tersebut disebut "The Champollion Mystery at Plougastel-Daoulas" --untuk menghormati Jean-François Champollion, ahli bahasa yang menguraikan Batu Rosetta (batu besar Mesir kuno yang menyediakan kunci untuk menerjemahkan hieroglif pada Abad ke-19.

Ahli linguistik dan arkeologi diminta mendaftar di administrasi walikota, kemudian mereka akan dikirim foto-foto prasasti melalui email.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya