Liputan6.com, Jakarta Lebaran tinggal hitungan minggu. Pada momen Lebaran tahun ini, ada lima film Indonesia yang akan dirilis pada 4 Juni 2019. Kelima film itu adalah Si Doel The Movie 2, Kuntilanak 2, Single 2, Hit and Run, dan Ghost Writer. Kabar ini disampaikan Corporate Secretary Cinema XXI, Catherine Keng, di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Menurut Catherine Keng, lima film Indonesia itu akan menghadapi dua raksasa dari Hollywood yang jadwal tayangnya telah ditetapkan beberapa tahun sebelumnya yakni Godzilla 2: King of Monsters dan X-Men Dark Phoenix.
Baca Juga
Advertisement
Namun Catherine Keng memastikan, “Minggu berikutnya tidak ada film Indonesia baru yang dirilis. Jadi lima film Indonesia yang tayang tanggal 4 Juni akan diberi kesempatan mendulang penonton hingga dua minggu. Kalau pun ada film barat lainnya, X-Men. Sedangkan Godzilla tayang seminggu sebelum Lebaran.”
Seperti diketahui, film Indonesia baru selalu tayang setiap Kamis. Biasanya, pada hari Kamis ada dua atau tiga film Indonesia yang rilis di bioskop. Khusus Lebaran, ada empat atau lima film Indonesia berbiaya besar yang menggebrak bioskop.
Komite Internal
Tradisi ini telah terjadi sejak lama. Catherine Keng menjelaskan, film-film yang tayang pada minggu Lebaran diseleksi oleh komite internal jaringan bioskop dan divisi programing.
Ini, kata Catherine Keng, untuk memastikan bahwa film Indonesia yang tayang pada minggu Lebaran memiliki kemasan menarik, nilai produksi tinggi, dan cerita yang berpotensi menyedot perhatian penonton.
“Kami punya komite internal dan programing. Beberapa bulan sebelum Lebaran biasanya kami melihat trailernya dulu untuk mengecek, nilai komersialnya bagaimana, lalu menonton filmnya utuh untuk memastikan bahwa penilaian kami benar,” tutur Catherine Keng kepada Liputan6.com.
Advertisement
Proyeksi Jumlah Layar
Catherine Keng melanjutkan, “Kemudian kami memproyeksikan jumlah layar pada hari pertama sambil mengecek rekam jejak film-film buatan rumah produksi yang bersangkutan sebelumnya. Saya optimistis film Indonesia mampu bersaing dengan film impor. Belakangan kualitas cerita, konfigurasi pemain, nilai produksi, dan strategi promosi film Indonesia makin diperhatikan.”
(Wayan Diananto)