Komitmen Pembiayaan Sarana Multi Infrastruktur Tembus Rp 96,43 Triliun

Komitmen pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)mencapai Rp 96,43 triliun hingga April 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mei 2019, 10:00 WIB
Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Komitmen pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)mencapai Rp 96,43 triliun hingga April 2019. Angka ini meningkat dari posisi Desember 2018 sebesar Rp 91,79 triliun.

Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Emma Sri Martini menuturkan, dari komitmen pembiayaan tersebut, terbesar untuk konektivitas seperti jalan tol, jalan provinsi kota.

Komitmen pembiayaan untuk konektivitas tersebut mempertimbangkan kondisi wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga membutuhkan infrastruktur yang bisa menghubungan mulai dari darat hingga laut.

"Negara kita negara kepulauan.  Akses interisland diperlukan  yah itu jalan darat, pelabuhan, semua itu belum terkoneksikan. Bauran portofolio masih di sektor konektivitas," ujar Emma, saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Jumat (17/5/2019).

Adapun komitmen pembiayaan berdasarkan produk antara lain kredit investasi senilai Rp 73,2 triliun, kredit modal Rp 3,8 triliun, subordinasi Rp 8,2 triliun, dana talangan Rp 3 triliun, penyertaan modal Rp 3 triliun, promoter financing Rp 2,2 triliun dan pembiayaan syariah sebesar Rp 3 triliun.

Selain itu, SMI juga diversifikasikan penyaluran pembiayaan secara tematik terutama di pendidikan dan kesehatan. Emma menuturkan untuk menyeimbangkan infrastruktur konektivitas tersebut dengan diversifikasi pendidikan dan kesehatan.

"Tematik yang drive sektor pendidikan dan kesehatan, basic infrastruktur lain tetap dukung ini. Misalkan suatu daerah teradress pendidikan kurang dan stunting rasio tinggi, kita lihat garap dari basic infrastruktur apa yang diperlukan untuk address masalah itu, menurunkan stunting rasio, meningkatkan tingkat pendidikannya," kata dia.

Sarana Multi Infrastruktur sudah mulai menjalankan program pembiayaan infrastruktur dengan menekankan di sektor kesehatan dan pendidikan di dua daerah yakni Pontianak, Kalimantan Barat dan Semarang, Jawa Tengah.

"Mulai bergerak di daerah Pontianak dan Semarang, kita coba lihat konektivitas antara slum upgrade, masalah stunting, dan sanitasi, satu sama lain saling terkoneksi tapi ujung-ujungnya basic infrastruktur itu yang diperlukan, kita lagi mau address, apply dua daerah percontohan, cari model untuk diaplikasikan di tempat lain ,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


BUMN Ini Kucurkan Dana Infrastruktur Rp 553 Triliun dalam 10 Tahun

Pekerja menyelesaikan pembangunan jalur kereta ringan atau LRT Jabodebek rute Cawang-Dukuh Atas di Cawang, Jakarta, Senin (29/4/2019). Menurut PT Adhi Karya selaku kontraktor pelaksana proyek LRT, pembangunan jalur LRT mencapai 47,95 persen (data per akhir Maret 2019). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atas pencapaian pemberian dana pembangunaninfrastruktur sebesar Rp 553 triliun selama 10 tahun berkarya. Saat didirikan, SMI hanya memiliki modal pendanaan sebesar Rp 1 triliun.

"Betapa pencapaian dalam 10 tahun dimulai dengan Rp 1 triliun dan sekarang sudah bisa mendanai lebih dari Rp 553 triliun proyek luar biasa memang," ujar Sri Mulyani dalam perayaan ulang tahun ke-10 PT SMI di Jakarta, Kamis, 23 Maret 2019.

Sri Mulyani mengatakan, pendanaan ini tidak cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah dana yang diberikan oleh negara untuk infrastruktur.  Namun SMI diminta tidak cepat puas dan terus berkarya mengatasi pemerataan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

"Bu kayaknya udah cukup deh Bu. Ini cukup besar deh saya bilang nggak juga Rp 553 triliun it is a small money. Comparing kebutuhan untuk membangun infrastruktur Indonesia yang bisa mencapai lebih dari Rp 5.000 triliun. Jadi jangan terlalu cepat puas memang tidak semuanya harus dibangun oleh PT SMI, tapi anda tahu bahwa anda harus memiliki posisi yang cukup signifikan di dalam mengatasi pembangunan infrastruktur di Indonesia," jelas dia.

Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Hartini mengatakan pendanaan proyek sebesar Rp 553 triliun mencapai multiplayer effect sebanyak 18 kali. Pembiayaan itu juga diiringi dengan biaya portofolio pengembangan infrastruktur mencapai sebesar Rp 653 triliun, jasa advisery sebesar Rp 546 triliun serta proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha yang mencapai Rp 51 triliun.

"Alhamdulillah semuanya bisa berjalan dengan baik. Mudah-mudahan percepatan delivery-nya lebih baik lagi," jelas Emma.

Selain itu, lanjut Emma, sebaran portofolio tersebut tidak lagi hanya berfokus di daerah-daerah yang pembangunan infrastruktur sudah baik, seperti di kota-kota besar wilayah Jawa dan Sumatera, melainkan 63 persennya sudah tersebar di luar Jawa.

Sementara itu, dari sisi sektor pembiayaannya juga semakin beragam. Meski begitu, masih didominasi oleh pembiyaan di sektor infrastruktur jalan, jalan tol, maupun ketenaga listrikan dan sektor-sektor lain yang serupa.

"Ke depan kami prioritaskan dan beri dukungan lebih kepada sektor-sektor kesehatan dan pendidikan dengan terus memajuka pembangunan infrastruktur dasar," jelas Emma.

Dengan berbagai capaian pembiayaan infrastruktur yang sangat baik dan pesat itu, Emma menegaskan, bahwa tingkat efisiensi kinerja dari PT SMI tetap terjaga rendah. Itu ditunjukkan dari Cost Efficiency Ratio atau CER yang mampu dijaga di bawah kisaran 18 persen.

"Sehingga cost eficiency rasio kita rendah 18 persen dibanding FA (Financial Advisor) yang lain rata-rata 40 persen. Ini menunjukkan kami senang disupport berbagai mitra strategis kami," tandasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya