Liputan6.com, Jakarta Harga emas menuju penurunan persentase satu hari terbesar dalam sebulan. Penurunan dipicu penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) dan investor yang lebih memilih aset berisiko seiring penguatan ekonomi AS meski dibayangi kekhawatiran memanasnya perdagangan AS-China.
Melansir laman Reuters, Jumat (17/5/2019), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD 1.285,63 per ounce. Harga berada di jalur untuk penurunan persentase terbesar sejak 16 April.
Baca Juga
Advertisement
Adapun harga emas berjangka AS ditutup turun 0,9 persen menjadi USD 1.286,20 per ounce.
"Ada risiko pada sentimen di pasar ekuitas dan ketika pasar saham AS rebound, yang ditambah dengan penguatan dalam Dolar memberikan tantangan bagi harga emas," kata Alex Turro, Ahli Strategi Pasar di RJO Futures.
Sebelumnya, indeks saham AS memperpanjang kenaikan seiring data ekonomi yang kuat menggarisbawahi kekuatan ekonomi domestik.
Sementara itu, indeks dolar naik ke level tertinggi dalam hampir dua minggu terhadap sekeranjang mata uang.
Data perumahan AS menunjukkan adanya pembangunan yang meningkat lebih dari harapan pada April. Sementara tunjangan pengangguran turun lebih dari perkiraan pada minggu lalu, menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan yang harus menopang perekonomian.
"Namun, ada banyak risiko geopolitik di Timur Tengah dengan Iran dan perang dagang yang sedang berlangsung, yang mungkin berdampak dalam waktu dekat," Turro menambahkan.
Harga Logam Lain
Sementara untuk harga logam lainnya, perak turun 1,8 persen menjadi USD 14,53 per ons, setelah mencapai level terendah sejak 14 Desember 2018 di posisi USD 14,48 per ons.
Harga Platinum merosot 1,6 persen menjadi USD 831,75 per ounce, setelah mencapai level terendah dua bulan di awal sesi USD 826,95.
Harga Palladium turun 1 persen menjadi USD 1,331.73 per ons dan telah merosot lebih dari 18 persen sejak logam yang digunakan dalam catalytic converter dalam sistem pembuangan mobil mencapai rekor di USD 1.620,53 pada Maret.
Advertisement