Alasan Mourinho Menjadi Manusia Jahat di Musim Ketiga Bersama MU

Sebelum dipecat sebagai manajer MU pada 18 Desember 2018, Jose Mourinho sudah tidak mendapat dukungan dari manajemen hingga pemain Setan Merah.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 17 Mei 2019, 13:20 WIB
Mantan manajer MU, Jose Mourinho. (AFP/Oli Scarff)

Liputan6.com, Manchester - Jose Mourinho dipecat Manchester United (MU) sebagai manajer pada 18 Desember 2018. Itu merupakan musim ketiganya bersama klub berjulukan Setan Merah tersebut.

Namun, sebelum manajemen MU memutuskan untuk memecatnya, Mourinho sudah memprediksi dirinya bakal ditendang dari Old Trafford. Di musim ketiganya, manajer asal Portugal itu sudah merasa tidak mendapat dukungan dari pihak klub.

Mourinho melihat manajemen sudah tidak mempercayainya. Karena hal tersebut, manajemen Setan Merah tidak mendatangkan sejumlah pemain incaran Mourinho seperti Ivan Rakitic, Matthijs de Ligt, Toby Alderweireld, hingga Harry Maguire.

"Anda merasa seperti orang yang sendirian, dalam hal itu Anda tidak mendapatkan dukungan dari klub. Sementara beberapa pemain melawan pelatih, lantas untuk apa saya menjadi orang yang baik?" katanya, dikutip dari media Prancis, L’Equipe.

"Saya tidak ingin menjadi orang baik, karena orang baik, setelah tiga bulan hanya akan menjadi boneka dan itu tidak akan berakhir dengan baik. Sekarang, orang-orang mulai paham kenapa saya menyebut pencapaian peringkat dua musim sebelumnya adalah sesuatu yang fantastis bersama MU," ujar Mourinho menambahkan.

 


Permintaan untuk Penerus

Manajer MU, Ole Gunnar Solskjaer. (AP Photo/Manu Fernandez)

Di waktu yang bersamaan, Mourinho yang mengaku masih mencintai MU, meminta penerusnya, Ole Gunnar Solskjaer untuk bersikap tegas kepada Paul Pogba dan kawan-kawan.

"Saya mengerti ketika suatu hari ada seorang pemain yang meminta untuk jangan diberikan kritik di depan rekan setimnya. Dia merasa kalau itu menjatuhkan statusnya," ucap Mourinho.

"Namun saat itu saya berpikir kalau sebuah klub sepakbola itu adalah sebuah keluarga dan Anda perlu berbicara secara terbuka. Itu membuat saya terkadang harus mengubah cara Anda dalam mengambil tindakan," ujarnya melanjutkan.

 


Tak Boleh Banyak Konflik

Mourinho juga meminta Solskjaer tidak sampe menimbulkan konflik dengan pemain. Konflik dengan pemain akan membuat Solskjaer kehilangan pekerjaan seperti yang dialami mantan manajer Chelsea itu.

"Anda juga tidak boleh menciptakan konflik sesering mungkin. Bertingkahlah seperti seorang pemimpin karena jika Anda tidak bersikap sebagai pemimpin, maka Anda tidak akan memiliki kekuatan," katanya mengakhiri.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya