Liputan6.com, New York - Dalam sebuah pernyataan resmi pada Kamis 16 Mei 2019, Boeing mengklaim pihaknya telah menyelesaikan pembaruan perangkat lunak pada pesawat 737 MAX. Langkah yang dilakukan setelah dua kecelakaan maut mengakibatkan penangguhan operasionalnya secara global.
Klaim perbaikan pada sistem anti-stall Boeing 737 MAX, yang dianggap sebagai faktor penyebab jatuhnya Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302, kini harus memenangkan persetujuan dari regulator AS dan internasional.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (17/5/2019), bertujuan mengembalikan operasional pesawat 737 MAX setelah pembaruan perangkat lunak terkait.
"Dengan keamanan sebagai prioritas utama, kami telah menyelesaikan semua uji rekayasa terbang terkait pembaruan perangkat lunak, dan kini sedang mempersiapkan sertifikasi penerbangan akhir," kata Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg.
"Seluruh kecelkaan tersebut memacu kami untuk meningkatkan komitmen pada nilai-nilai utama kami, termasuk keselamatan, kualitas, dan integritas, karena kami tahu kehidupan (dalam perjalanan udara) bergantung pada apa yang kami lakukan," lanjut Muilenburg.
Mendorong Kenaikan Nilai Saham Boeing
Pengumuman tersebut mendorong kenaikan nilai saham Boeing sebesar 2,6 persen, menjadi US$ 354,44 per lembar pada perdagangan bursa saham New York, Kamis sore.
Sebelumnya, penangguhan operasional pesawat 737 MAX telah merusak pendapatan Boeing, dan mengaburkan prospek keuntungan perusahaan.
Boeing mengatakan telah menerbangkan pesawat 737 MAX, dengan perangkat lunak yang diperbarui untuk Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, selama lebih dari 360 jam pada 207 penerbangan.
Selain itu, Boeing juga telah memberikan informasi tambahan kepada Federasi Aviasi AS (FAA) untuk mengantisipasi uji terbang sertifikasi, yang menjadi langkah kunci dalam memenangkan persetujuan regulator, kata perusahaan itu.
Advertisement
Pertemuan Regulator Penerbangan SIpil Internasional
Dalam kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines, perangkat lunak berjuluk MCAS membuat hidung pesawat menukik tajam ke bawah akibat pembacaan sensor yang salah.
Kondisi tersebut menghalangi kontrol pilot setelah lepas landas, lapor penyelidikan awal kecelakaan.
FAA telah menyerukan pertemuan antar regulator penerbangan sipil internasional di Texas pada 23 Mei mendatang, guna membahas proses penyelidikan dan perbaikan terhadap 737 MAX.
Salah seorang pejabat tinggi FAA, Daniel Elwell, mengatakan kepada sebuah panel kongres pada Rabu 15 Mei, bahwa ia berharap pertemuan itu membangun dukungan bagi badan-badan internasional untuk menyetujui pengoperasioan kembali 737 MAX, segera setelah Amerika Serikat memberikan lampu hijau.