Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Legislatif dan Presiden telah digelar 17 April lalu. KPU saat ini masih melakukan penghitungan suara real count. Hingga Kamis (16/5/2019) petang, pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Maaruf Amin memimpin dengan 56,06 persen.
Sementara pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 43,95 persen. Data suara yang masuk telah melebihi 80 persen. Meski demikian, Ernest Prakasa mengaku belum lega.
“Saya lega, tapi kalau lega 100 persen tidak mungkin. Yang bikin saya lega, selisih suaranya tidak tipis. Sekitar 13 persen. Kalau selisihnya tipis sekali, potensi untuk ribut-ribut dan saling tuding bisa jadi lebih besar. Harapan saya setelah ini, masyarakat lebih tenang dan situasi lebih aman,” ungkap Ernest Prakasa dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Ernest Prakasa berharap setelah hasil resmi versi KPU diumumkan 22 Mei mendatang, kegaduhan politik di jagat maya maupun kehidupan nyata segera sirna. Mengingat, panasnya suhu politik berdampak pada berbagai sektor termasuk hiburan, dalam hal ini industri film Indonesia. Saat terjadi kegaduhan, biasanya masyarakat malas keluar rumah. Akibatnya, bioskop sepi.
“Jumlah penonton Indonesia, kan sempat turun bulan lalu. Khususnya menjelang pemilu. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi. Suhu politik tentu berpengaruh. Karenanya saya berharap jangan ribut-ribut lagi,” Ernest Prakasa mengulas.
Tak Berharap Lebih
Seperti diketahui, jumlah penonton film Indonesia tahun lalu mencapai 51 juta lebih. Terbanyak sepanjang sejarah.
“Karena ini tahun politik, saya tidak berharap lebih. Jumlah penonton film Indonesia naik tipis dibandingkan tahun lalu saja, saya sudah bersyukur. Hal lain yang patut kita catat, penonton mulai jenuh dengan genre horor,” Ernest Prakasa mengingatkan.
"Kalau mau jumlah penonton menggeliat, kita harus memperkaya genre dan memberi banyak pilihan kepada publik. Penonton semakin selektif saat mendatangi bioskop," tuturnya. (Wayan Diananto)
Advertisement