Deretan Fakta Rumah Menteri PUPR Akan Digusur Demi Jalan Tol

Kabar penggusuran rumah Menteri Basuki pertama kali dicuitkan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md lewat akun Twitternya.

oleh Maria Flora diperbarui 17 Mei 2019, 20:15 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan jalan baru di Bali yaitu ruas jalan Mengwitani-Singaraja. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Demi kelancaran sebuah proyek pembangunan jalan tol, menteri di Kabinet Kerja Jokowi harus mengikhlaskan kediaman pribadinya digusur untuk pembangunan jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

Adalah rumah milik keluarga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang harus diikhlaskan untuk kepentingan umum.

Lantas seperti apa tanggapan keluarganya? Basuki mengaku sang anak menangis begitu mendengar kabar tersebut. Sangat wajar karena masa kecil mereka telah dihabiskan di rumah tersebut sejak tahun 1990.

"Jangan dikira mudah. Anak saya tiga itu, kan dari kecil di situ. Waktu saya kasih tahu ya nangis. Musalanya di situ. Teman-teman kampungnya di situ," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 16 Mei 2019.

Kabar penggusuran rumah Menteri Basuki pertama kali dicuitkan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md lewat akun Twitternya.

Mahfud MD menulis, Menteri PUPR yang biasa membuat jalan tol harus merelakan rumah pribadinya tergusur demi kelancaran pembangunan.

"Menarik, rumah pribadi Menteri PUPR Basuki Hadi Mulyono di Bekasi akan digusur utk proyek jalan tol. Pd-hal dialah yg menjadi pimpinan pembuatan jalan. Dulu diberitakan ada pejabat daerah yg membelokkan rencana jalan tol agar tak melewati tanah pribadinya. Hormat utk Pak Basuki." cuit Mahfud.

Berikut jejeran fakta rencana penggusuran rumah Menteri PUPR untuk pembangunan Tol Becakayu hingga membuat keluarga terharu:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Mau Digusur

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan jalan baru di Bali yaitu ruas jalan Mengwitani-Singaraja. (Dok Kementerian PUPR)

Belakangan rencana penggusuran tersebut telah mencuat sejak setahun lalu. Menurut Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, hal ini sudah diketahui oleh Menteri Basuki, namun dia enggan mengungkapkannya ke publik.

Menurut Endra, rumah yang terletak di Kalimalang tersebut merupakan kediaman Basuki sejak mengabdi sebagai PNS di Kementerian PUPR hingga diangkat menjadi menteri.

"Betul. Jadi rumah beliau itu rumah yang sudah didiami sejak lama, sejak beliau pulang S3 dari Amerika. Itu tahun 1990-an beliau sudah tinggal di situ," ujar dia kepada Merdeka.com, Rabu (15/5/2019).

Sebelum diangkat menjadi menteri, lanjut Endra, Menteri Basuki telah mendiami rumah tersebut sampai tahun 2014.

"Waktu jadi Dirjen, jadi Irjen, di situ. Mulai dari Dirjen SDA, terus Kabalitbang, Irjen, ya rumahnya di situ," lanjur dia.


Menteri Basuki Ikhlas

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengunjungi Sentani, Papua, Senin (1/4/2019).

Mengenai penggusuran rumahnya, Endra menyatakan bahwa Menteri Basuki telah mengikhlaskannya. Sebab penggusuran rumahnya dilakukan untuk menjalankan proyek yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas.

Di matanya, Basuki juga dikatakan sebagai sosok pribadi yang taat mengikuti aturan yang berlaku.

"Tapi beliau juga kan warga negara biasa harus tunduk juga ke itu, Undang-Undang No 2 tahun 2014 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Publik," imbuhnya.

Terkait kediaman baru Menteri Basuki setelah penggusuran karena proyek tol ini, Endra enggan berkomentar banyak. Sebab, hal tersebut sepenuhnya berada dalam kewenangan Menteri Basuki secara pribadi. "Tapi saya belum tahu beliau mau pindah kemana dari situ. Harus tanya ke beliau langsung," tandasnya.

 


Posisi Rumah

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/12). Dalam kesempatan itu, Menteri Basuki menyesalkan peristiwa penembakan terhadap 31 pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun Trans Papua (Merdeka.com/Imam Buhori)

Menteri Basuki mengungkapkan kenapa rumah keluarganya harus digusur. Dia menjelaskan penggusuran ini lantaran lokasi rumahnya berada di jalur Tol Becakayu.

"Nih lihat. Rumahnya Menteri PU ini. Ini jalur Becakayu. Ini saluran ke sini, ke pagar 15 meter. Butuh tol 24,7 (meter). Jadi kena (gusur)," ucap dia.

Hal ini senada dengan apa yang diungkap oleh Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja.

"Nah memang rumah itu diapit antara tol Becakayu dan tol Cikampek. Jadi karena itu kan kompleks pengairan, di tepi Kalimalang. Rumahnya diapit dua tol. Kalau di Cikampek itu ada proyek tol elevated Japek. Terus ada LRT, terus ada Becakayu. Memang rumahnya sudah sangat, mungkin kurang layak lah. Banyak debu proyek di situ," ujar Endra.


Ganti Rugi

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Perihal ganti rugi, Basuki mengaku belum mendapatkannya. Namun, berdasarkan informasi dari kontraktor, penggusuran akan dimulai pada tahun ini.

"Menurut Waskita, owner proyeknya, tahun-tahun ini (digusur), kalau disetujui masyarakat kan. Karena itu harus dengan masyarakat semua di kompleks itu," tutur Basuki.

Menteri PUPR Basuki mengaku telah mempersiapkan hunian baru apabila rumahnya digusur. Rumah pengganti itu terletak di Kemang Pratama Bekasi, Jawa Barat.


Respons Anak

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M Basuki Hadimuljono menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi tersangka Bupati Halmahera Timur nonaktif Rudy Erawan di KPK, Jakarta, Senin (14/5). (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Siapapun orangnya, meski itu seorang menteri sekalipun, harus merelakan rumah yang telah dihuni selama puluhah tahun sangatlah tak mudah. Terlebih bagi anak-anak Menteri Basuki.

Basuki menceritakan dirinya dan keluarga tinggal di rumah yang berada di Kalimalang Bekasi Jawa Barat sejak tahun 1990. Bahkan, dia mengungkapkan sang anak menangis saat diberi tahu kabar penggusuran rumah tersebut.

"Jangan dikira mudah. Anak saya tiga itu, kan dari kecil di situ. Waktu saya kasih tahu ya nangis. Musala nya di situ. Teman-teman kampungnya di situ," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 16 Mei 2019.

Basuki juga menceritakan kesedihannya karena tak lagi mempunyai kampung halaman setelah rumahnya digusur. Sebab. kediaman orangtua Basuki sudah dijual sejak lama.

"Saya pengalaman tak punya kampung halaman. Karena rumah orang tua saya sudah dijual karena butuh. Karena saya anak delapan orang, lain lain kebutuhannya. Jadi saya nggak punya lagi kampung halaman. Sedih juga," jelasnya.

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya