Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii menyambut bulan Ramadan pertama di era baru yaitu Reiwa. Era ini dimulai sejak Kaisar Naruhito naik takhta pada 1 Mei 2019 lalu.
"Kaisar Jepang yang baru telah dinobatkan. Era baru telah dimulai dengan pergantian nama era dari Heisei menjadi Reiwa," ujar Masafumi Ishii saat menyampaikan sambutan di acara buka puasa Ramadan di kediamannya, Kamis (16/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
"Acara kita pada hari ini merupakan acara buka puasa bersama yang pertama pada Era Reiwa. Saya merasa sangat gembira karena kita bersama-sama dapat menikmati buka puasa yang pertama pada era yang baru," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Masafumi Ishii juga menjelaskan secara singkat makna di balik nama Reiwa yang menjadi era baru bagi Jepang.
"Reiwa bermakna harmonis yang indah. Pada Era Reiwa juga, kami bertekad untuk membangun harmonis yang indah pada setiap sudut dunia, serta bermaksud untuk memperkokoh tali persahabatan Jepang dan Indonesia," jelas Dubes Ishii.
“Harapan saya, bahwa kita semua akan selalu terus memainkan peranan penting untuk menjembatani persahabatan Jepang dan Indonesia di tempatnya masing-masing.”
Jalin Hubungan dengan Organisasi Islam di Indonesia
Dalam acara buka puasa itu hadir pula sejumlah tokoh organisasi Islam di Indonesia Seperti Din Syamsuddin, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia.
Dubes Masafumi Ishii menjelaskan bahwa sejak tahun 2004, Pemerintah Jepang menyelenggarakan Program Kunjungan Pimpinan Pesantren ke Jepang, bekerjasama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta).
"Selama program tersebut berlangsung 15 tahun, kami telah memberangkatkan 166 peserta dari seluruh provinsi Indonesia. Banyak alumni Program tersebut kami undang untuk hadir pada acara sore ini," jelas Dubes Ishii.
"Di tengah situasi dunia yang makin tidak menentu, mari kita kembali pada nilai-nilai yang kita miliki bersama."
"Saya berharap bahwa acara sore hari ini dapat menjadi sebuah momentum bagi kita semua untuk mendoakan agar dunia kita senantiasa damai dan sejahtera, serta hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang semakin kokoh."
Advertisement
Turut Undang Pemuda Pertukaran Pelajar dari Seluruh Indonesia
Selain program Kunjungan Pimpinan Pesantren ke Jepang, pemerintah Jepang juga melaksanakan pula program undangan pertukaran pemuda-pemudi ke Jepang, yaitu program “JENESYS”.
"Dalam program JENESYS kami telah mengundang 58 pemuda dari ormas Islam, baik Nahdatul Ulama maupun Muhammadiyah sejak tahun 2016, serta 24 mahasiswa-mahasiswi dari UIN di seluruh Indonesia sejak tahun 2017," jelas Dubes Ishii.
"Pada kesempatan ini, perlu saya sampaikan bahwa Japan Foundation (JF) juga telah menyelenggarakan program undangan ke Jepang bernama TAMU, singkatan dari Talk with Muslims pada tahun 2016 sampai tahun 2018. Dalam program ini, peneliti muda Islam dari negara-negara ASEAN telah diundang ke Jepang. Di antaranya terdapat tujuh peneliti muda dari Indonesia selama tiga tahun itu."
Program-program ini dinilai memberi kesempatan yang berharga bukan hanya kepada masyarakat Indonesia untuk mengenal dan menemukan kesamaan antara masyarakat Jepang dengan masyarakat Islam, tetapi juga bagi masyarakat Jepang untuk mengenal Islam di Indonesia.
Itulah yang membuat program ini saling menguntungkan dan bersifat dua arah.