Suhu Minus 1 Derajat Celsius, Embun Es Menyelimuti Dieng

Embun es Dieng yang muncul kali ini masih tipis dan masih dalam skala luasan terbatas. Namun, kemunculan pada Mei ini tetap di luar kebiasaan tahun-tahun sebelumnya

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 19 Mei 2019, 07:00 WIB
Embun es Dieng dilaporkan muncul di laparangan timur kompleks Candi Arjuna, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, sabtu, 18 Mei 2019 setelah dipicu suhu minus satu derajat Celsius. (Foto: Liputan6.com/UPT Dieng/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Embun beku atau embun es nyaris selalu muncul tiap tahun pada kemarau di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Pun pada 2019 ini. Hanya saja, kemunculan embun es pada tahun ini datang lebih cepat dari biasanya.

Embun Es Dieng mendadak muncul pada Sabtu pagi, 18 Mei 2019. Ini cukup mengejutkan. Pasalnya, embun es biasanya muncul pada puncak kemarau antara Juni-September.

Embun es atau disebut sebagai bun upas oleh warga Dieng dilaporkan muncul pada Sabtu pagi usai dipicu suhu minus satu derajat celsius. Embun es nampak di lapangan sekitar kompleks Candi Arjuna, Dieng Kulon Kecamatan Batur, Banjarnegara.

"Ini lebih cepat dari biasanya. Tadi pagi muncul sekitar pukul 05.30 WIB," kata Kepala UPT Dieng, Aryadi Darwanto, lewat sambungan telepon.

Aryadi bilang embun es yang muncul kali ini masih tipis dan masih dalam skala luasan terbatas. Namun, menurut dia kemunculan pada Mei ini tetap di luar kebiasaan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut dia, ada tanda-tanda sebelum fenomena embun es itu muncul Sabtu pagi. Dua hari sebelumnya, cuaca di Dieng cenderung cerah.

Beberapa malam sebelumnya, di daerah lebih rendah, suhu sudah mulai turun. Suhu akan lebih turun lagi saat pagi menjelang. Tanda lainnya adalah munculnya kabut tebal.

"Tadi pagi kan saya liat di teras itu suhu empat derajat lima derajat. Terus saya naik ke kompleks candi. Ternyata benar di sini minus satu derajat. Sudah ada embun es," dia mengungkapkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Petani Waspadai Embun Es Dieng

Embun es Dieng dilaporkan muncul di laparangan timur kompleks Candi Arjuna, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, sabtu, 18 Mei 2019 setelah dipicu suhu minus satu derajat Celsius. (Foto: Liputan6.com/UPT Dieng/Muhamad Ridlo)

Embun es kerap diburu oleh wisatawan. Akan tetapi, kemunculannya sukar diprediksi. Terkadang, embun es bisa muncul beberapa hari berurutan. Namun, sering kali embun es hanya sesekali muncul di musim kemarau.

Bagi wisatawan, embun es Dieng selalu menarik. Biasanya, tiap kali embun es itu muncul, wisatawan akan banyak berdatangan ke salah satu kawasan permukiman tertinggi di dunia ini.

Mereka kerap mengabadikan fenomena embun es, entah dengan foto atau video. Embun es membuat Dieng layaknya musim salju di negara empat musim.

Kunjungan wisatawan yang tinggi itu pun tentu jadi jalan rejeki untuk warga Dieng dan sekitarnya. Penginapan penuh pada musim-musim munculnya embun es, terlebih pada akhir pekan atau libur panjang.

Namun, munculnya embun es pada Sabtu ini tak sebegitu menakutkan. Pasalnya, embun es masih cenderung tipis. Kemunculannya pun hanya di sekitar lapangan sebelah timur kompleks Candi Arjuna.

Tetapi, bagi petani Dieng, embun es juga sangat diwaspadai. Pasalnya, embun es merusak dan sangat mematikan untuk tanaman kentang muda dan sayuran lainnya.

"Kalau sudah lebih tebal lagi itu yang membahayakan untuk tanaman kentang," dia menerangkan.

Dengan suhu lebih rendah lagi, misalnya sampai minus empat atau lima, atau lebih rendah lagi seperti tahun 2018 lalu yang sampai minus tujuh derajat celsius, embun es bisa lebih tebal dan berbahaya untuk tanaman kentang segala usia dan sayuran lainnya.

Selain lebih tebal, embun es itu juga berdurasi lebih lama dan dalam skalanya lebih luas. Bun upas diartikan sebagai embun beracun lantaran sifatnya yang mematikan untuk tanaman.

"Kalau sudah sampai minus empat derajat, minus lima itu bisa menyeluruh. Sampai daerah atas, ladang, permukiman ada semua," dia mengungkapkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya