Liputan6.com, Jakarta - Ramadan jadi momen yang tepat untuk mengajak masyarakat lebih sadar dan bijak dalam penggunaan sampah plastik sekali pakai. Seperti diketahui, Ramadan biasanya sering berkumpuljemaah dalam skala besar.
"Soal eco iftar juga eco green, boks nasi yang kami gunakan terbuat dari kertas sehingga bisa didaur ulang," kata Kepala Bidang Operasional Masjid Agung Sunda Kelapa, Muhammad Amin, kepada Liputan6.com, di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Mei 2019.
Baca Juga
Advertisement
Proses pembersihannya, lanjut Amin, setelah jemaah berbuka puasa, timnya bekerja untuk menetralisir sampah-sampah, kotak-kotak boks nasi yang sudah dipakai berbuka puasa.
"Sampah-sampah itu dimasukkan ke dalam kantong besar, kemudian di-drop ke depan masjid. Kami ada penampungan sampah di sana," ujar lelaki yang sudah 2 tahun bekerja di Masjid Agung Sunda Kelapa. "Sampah itu kemudian diambil oleh Pemprov DKI, dalam hal ini, Sudin Kebersihan," sambung Amin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengelolaan Sampah
Mengenal jumlah sampah, selama sehari, pihak Masjid Agung Sunda Kelapa menyiapkan 800 kotak nasi, ditambah dengan sumbangan sekitar 400 kotak hingga berjumlah 1200 kotak. Belum lagi dengan jemaah yang juga sering membawa makanan sendiri.
"Plus minus sekitar 5-10 persen sampah yang kami punya ditambah dengan jemaah sendiri," kata Amin.
Dari sampah-sampah itu kemudian dipilah dan pisahkan antara sampah plastik dan non plastik di tempat pembuangan di depan masjid. Dengan demikian, pihak Dinas Kebersihan sudah nyaman karena sampah-sampah tersebut sudah dipisah-pisahkan.
"Masjid Agung Sunda Kelapa sangat memperhatikan kebersihan. Sebagaimana kita tahu bahwa kebersihan sebagian dari iman. Jadi kebersihan itu jadi value bagi kenyamanan jemaah," tutur Amin.
"Kurang lebih treatment-nya sama antara setelah buka puasa atau setelah sahur. Setelah boks-boks nasi itu diserahkan kepada jemaah, kemudian sahur. Setelah itu, tim kami, dari kebersihan mengumpulkan semua boks-boks di dalam suatu kantong, setelah itu dibawa ke penampungan akhir Sunda Kelapa," tegas Muhammad Amin.
Advertisement