Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta para pengusaha Indonesia merapatkan barisan untuk menggenjot serta memajukan perekonomian nasional. Terlebih, efek perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok masih berlangsung panas dan berdampak terhadap pelemahan rupiah.
“Defisit besar yang terjadi terhadap neraca perdagangan kita, mencapai USD 2,5 miliar. Salah satunya akibat masih tingginya impor di beberapa bidang. Ini sesungguhnya menjadi peluang bahwa konsumsi Indonesia cukup tinggi, karenanya pengusaha nasional harus bisa memacu produktifitas agar bisa mensubtitusi berbagai barang impor,” ujar Bamsoet saat menjadi tuan rumah buka puasa bersama beberapa organisasi pengusaha serta club motor dan mobil, di rumah dinas Ketua DPR RI, Jakarta, Sabtu (18/05/19).
Advertisement
Beberapa organisasi yang hadir antara lain Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Asosiasi Perdagangan Barang, Distributor, Keagenan dan Industri (ARDIN), Pengurus Besar Persatuan Menembak Indonesia (PERBAKIN), Brother Club, Ferari Owner Club Indonesia (FOCI), Lamborghini Club Indonesia (LCI), McLaren, Bentley Club, HOG Jadoel, HOG Nusantara dan HDCI Pusat.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini yakin jika industri nasional bisa memenuhi berbagai kebutuhan konsumsi dalam negeri, secara perlahan Indonesia tidak akan bergantung lagi terhadap impor. Malah sebaliknya, jika terjadi surplus produksi, justru Indonesia yang akan mengekspor berbagai barang kebutuhan ke luar negeri.
“Sudah waktunya produk-produk Indonesia berkibar di mancanegara. Dukungan pemerintah terhadap para pengusaha juga tidak main-main. Berbagai keringanan dari mulai pajak, kemudahan berusaha sampai penyediaan infrastruktur telah dipenuhi. Kini tinggal para pengusahanya yang harus memacu semangat dan kinerja,” tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga mengajak para pengusaha maupun anggota klub motor dan mobil yang notabene juga merupakan kalangan menengah atas, menjadikan Ramadhan tidak hanya sebagai bulan yang penuh dengan simbol-simbol kedermawanan. Berbagai bantuan maupun santunan yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan, jangan hanya dilakukan saat Ramadhan saja, melainkan harus dilakukan di bulan-bulan selanjutnya.
“Terlebih dari itu, yang paling penting bagi setiap pengusaha adalah memperhatikan setiap pekerjanya. Penuhi segala kewajiban sebagai pengusaha, sehingga para pekerja bisa terpenuhi haknya. Khusus di Ramadhan ini, jangan lupa untuk siapkan THR dari jauh-jauh hari. Agar para pekerja dan keluarganya bisa nyaman menyambut hari raya. Jika hak sudah didapatkan, insya Allah kinerja juga akan meningkat,” pungkas Bamsoet.
(*)