Liputan6.com, Washington DC - Para diplomat Amerika Serikat memperingatkan maskapai-maskapai komersial AS yang terbang melintasi wilayah Teluk Persia supaya waspada di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika dengaan Iran.
Peringatan itu dikeluarkan pada Sabtu 18 Mei 2019 dari para diplomat AS di Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA), dua hari setelah dirilis pertama kali oleh Badan Penerbangan Federal AS.
Baca Juga
Advertisement
Peringatan itu mengatakan bahwa maskapai-maskapai AS yang terbang di atas wilayah itu berisiko "salah teridentifikasi" di tengah "meningkatnya aktivitas militer dan meningkatnya ketegangan politik di kawasan," demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (19/5/2019).
Ketegangan telah meningkat dalam beberapa hari belakangan, memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik AS-Iran.
Baru beberapa hari lalu, AS mengerahkan kapal-kapal perang dan pesawat pembom ke kawasan itu untuk menanggapi dugaan ancaman dari Iran.
Ancaman yang belum jelas itu memicu AS untuk menerapkan lebih banyak sanksi ekonomi atas Iran dan menarik staf diplomatik non-esensial dari kedutaan di Baghdad, Irak.
Teluk Persia adalah gerbang utama bagi perjalanan Timur-Barat. Bandara Internasional Dubai adalah bandara tersibuk di dunia bagi perjalanan internasional.
Trump Berharap AS Tidak Berperang dengan Iran
Presiden AS Donald Trump mengatakan, sementara ketegangan meningkat di Timur Tengah, ia berharap Amerika tidak berperang dengan Iran.
"Saya harap tidak," kata Trump ketika ditanya mengenai konflik dengan Teheran pada saat ia hendak berbicara dengan presiden Swiss Ueli Maurer hari Kamis (16/5).
Amerika dan Iran tidak mempunyai hubungan diplomatik jadi kepentingan Amerika di Iran diurus oleh Swiss.
Sebelumnya pada hari sama juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders kembali mengatakan kepada wartawan bahwa Trump menghendaki Iran melakukan perubahan prilaku dan akan menentang tiap tindakan agresif oleh Republik Islam itu.
Advertisement
Kata Iran
Sementara itu, Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht-e-Ravanchi tidak membesarkan kemungkinan konflik. Ia mengatakan dalam acara ‘Morning Session’ National Public Radio hari Kamis bahwa negaranya tidak berminat meningkatkan ketegangan regional.
"Jika terjadi kesalahan tiap orang akan rugi. Namun adalah hak kami untuk siap dan hak kami untuk membela diri," kata Ravanchi. Ia menuduh Amerika bersama beberapa negara regional melontarkan tuduhan palsu terhadap Iran.