Liputan6.com, Garut - Sejak kunjungan Presiden Jokowi, Februari lalu, pamor kawasan Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi Garut, Jawa Barat, merangkak terus naik. Bagaimana membuat danau seluas hampir 400 hektare lebih itu, berbenah menuju kawasan wisata dunia.
Ujang, 40 tahun, salah satu petugas rakit Situ Bagendit mengatakan, rencana pemerintah pusat menyulap kawasan Situ Bagendit memang patut diacungi jempol. Selama ini kawasan itu, dianggap tidak berkembang, akibat minimnya perhatian.
“Anggaran daerah terbilang kecil, mau tidak mau harus dari pusat,” ujarnya dalam obrolannya dengan Liputan6.com, Mainggu (18/5/2019).
Potensi Situ Bagendit naik kelas menjadi destinasi baru wisata air dari Garut cukup terbuka lebar, apalagi kendala air yang selama ini dikeluhkan warga, mulai terjawab dengan kehadiran Bandungan Cimanuk. “Masalahnya fasilitasnya belum mendukung,” kata dia.
Dengan gelontoran dana yang diprediksi mencapai Rp 130 miliar, rempugan pemerintah pusat dan provinsi Jawa Barat, rencana revitalisasi Situ Bagendit memang ditugu seluruh lapisan masyarakat Jawa Barat.
“Semoga rencana pemerintah sesuai dengan keinginan rakyat,” kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai situ atau danau yang terbuat secara alami, keberadaan Situ Bagendit yang nyaris berada di dekat kota Garut, bak oase bagi masyarakat Garut. “Lokasinya sangat dekat (pusat kota) paling naik angkot juga bisa sampai,” ujar Ramdan, (17) salah satu pengunjung lokal Garut asal Karangpawitan.
Selain itu, keberadaan hutan kota alami yang terbentuk sejak lama di kawasan Situ Bagendit, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, untuk berlama-lama di sana. “Apalagi jika para pedagang bisa lebih tertib jangan masuk di dalamnya,” harap dia.
Dengan harga tiket yang hanya Rp 5.000 per orang, Situ Bagendit memang mengasyikkan, selain murah juga dekat dengan lokasi warga. “Kalau ditata lebih baik lagi, pengunjung pasti tertarik mau datang, begini saja (situasi saat ini) sudah ramai,” papar siswa kelas XI SMK ini.
Dengan lokasi yang nyaris dikelilingi pegunungan, menjadikan kawasan situ sangat indah untuk dikunjungi, terutama saat berada di sana menggunakan perahu atau rakit.
“Apalagi jika sudah ada penginapan atau restoran di sekelilingnya, plus promisi yang gebyar, bakal lebih ramai,” ujar dia.
Ancaman Tak Terduga
Namun meskipun demikian, Ujang mengakui upaya revitalisasi Situ Bagendit bukanlah perkara mudah, selain budaya masyarakat yang belum sepenuhnya siap, ancaman yang datang tiba-tiba belum sepenuhnya teratasi.
Ia mencontohkan, perkembangan tumbuhan eceng gondok, bunga teratai terutama musim hujan, yang sudah menutupi sebagian besar area situ, menjadi ancaman nyata yang menyurutkan niat pengunjung datang.
“Ini seperti mudah, padahal sejak dulu belum pernah selesai dibersihkan,” kata dia.
Tak megherankan, luasan situ akhirnya menjadi lebih sempit dan mengganggu pemandangan, terutama saat tengah berlayar ke tengah situ. “Lumayan menghambat rakit juga, jadi lebih berat,” kata dia.
Hal yang sama dikeluhkan Wawan,(40) pengelola rakit lainnya. Menurutnya, persoalan kedalaman situ serta pertumbuhan eceng gondok dan tanaman air lainnya, harus menjadi prioritas perbaikan. “Kalau danaunya dangkal ya kurang menarik,” ujar dia.
Dengan sejumlah kendala yang ada, ia berharap hal pertama yang perlu dilakukan pemerintah saat revitalisasi situ yakni pengerukan dan pengangkatan tamanan eceng gondok. “Harus dipastikan juga soal pasokan air, terutama saat musim kemarau jangan sampai berkurang,” kata dia.
Menurutnya, situ Bagendit memiliki potensi besar menjadi kawasan wisata unggulan nasional, selain lokasi yang berada di dekat kota, juga pemadangan alam dan suasana alam Garut yang dikenal sejuk, bakal menjadi daya tarik wisata.
“Charlie Chaplin saja pernah datang, cuma masalahnya saat ini ada (fasilitas) apa saja saat mereka beriwisata di sini,” ujar dia menerangkan hal apa yang harus segera diperhatikan pemerintah.
Advertisement
Komitmen Pemerintah
Gubernur Ridwan Kamil pada awal mula dilantik menggantikan Ahmad Heryawan tahun lalu telah menetapkan Situ Bagendit, sebagai salah satu prioritas gawean pemerintah Jawa Barat di sektor wisata yang akan segera digarap.
Total anggaran sebesar Rp 30 miliar siap digelontorkan Pemprov Jabar. Jumlah itu bakal terus bertambah sering komitmen pemerintah pusat untuk menyuntikan bantuan anggaran hingga Rp 100 miliar.
Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan beberapa Menteri pendukungnya seperti Menteri Wisata Arief Yahya, Kepada Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, hingga Menteri PUPR Basuki Hadimuljo telah mendatangi kawasan Situ Bagendit, sebagai bentuk keseriusan mereka.
Dalam kunjungan Presiden Jokowi yang dibalut dengan demo cukur rambut tersebut, gaung Situ Bagendit seolah terbangun lagi.
Reputasinya yang telah mampu menarik beberapa pesohor dunia seperti Charlie Chapling, Ratu Belanda, Raja Rama V Chulalongkorn dan ratu (Raja dari Thailand, Kerajaan Siam), hingga Komandan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Westerling, dan beberapa pesohor negeri ini, menjadi daya tarik di kawasan yang juga dikenal sebagai gudangnya tukang cukur nasional.
Memang demikian adanya, sejak lama kecamatan Bagendit umumunya, merupakan wilayah pemasok tukang cukur handal nasional, bahkan hampir seluruh petinggi republik ini mulai Presiden Soekarno, hingga Presiden Jokowi menjadi pelanggan tetap para tukang cukur asal Bagendit Garut ini.
Rencananya dana sebesar Rp 130 miliar itu, akan digunakan untuk proses pengerukan dan perbaikan kawasan situ, pembangunan sejumlah fasiitas wisata di sekitar situ hingga penunjang lainnya, dengan upaya itu rencana revitalisasi situ air tawar di Garut segera terwujud tahun depan.