Video Detik-Detik Bola Api Melesat dan Meledak di Langit Illinois

Sebuah bola api melesat dan meledak di langit Illinois, Chicago, Amerika Serikat.

oleh Afra Augesti diperbarui 20 Mei 2019, 14:08 WIB
Gambar yang menunjukkan bola api di Northam, Australia. (Curtin University)

Liputan6.com, Illinois - Seorang perwira polisi Illinois, Chicago, secara tak sengaja telah merekam sebuah bola api yang melesat menerangi langit malam kota ini, Minggu 19 Mei 2019.

Video itu diambil oleh kamera yang ditempatkan di dashboard mobil patwal Departemen Kepolisian Woodridge, yang digunakan olehnya saat berpatroli malam.

Personel kepolisian itu, yang bernama Chrusciel dan berpangkat sersan, berada di dekat persimpangan 75th St./Interstate 355, dengan posisi mobil menghadap ke timur saat ledakan itu muncul.

Meteor tersebut terlihat jelas meluncur melintasi angkasa dari kiri atas ke kanan bawah, sebelum akhirnya cahayanya paadam dan menghilang.

Namun anehnya, menurut seorang analis manajemen Desa Moodridge, Jim Hoff, mengatakan bahwa otoritas Illinois atau Chicago tidak menerima laporan apa pun terkait bola api itu.

"Meteor itu datang pada pagi-pagi sekali, dan banyak orang kemungkinan sedang lelap tidur," ujarnya, seperti dikutip dari Express.co.uk, Senin (20/5/2019).

Departemen kepolisian kemudian mengunggah rekaman itu di Facebook pada pukul 05.42 waktu setempat, dan lalu melanjutkannya ke Twitter.

Selain di Illinois, banyak orang pernah melihat fenomena alam tersebut. Bisa menyaksikan secara tak sengaja meteor yang masuk dan terbakar di atmosfer Bumi, bagi mereka, adalah sebuah kebetulan yang luar biasa.

Meteor semacam itu umumnya juga dijuluki sebagai bolide. Dalam astronomi, ini mengacu pada bola api yang nyala cahayanya sepadan dengan Bulan purnama. Oleh karenanya kerap disebut sebagai bola api.

Planetary Defence Coordination Office mengatakan bahwa pihaknya belum mengidentifikasi ancaman yang akan terjadi dari bola api ini.


Meteor yang Nyelonong Masuk Bumi

Meteor yang meledak di atas Laut Bering pada 18 Desember 2018, berdiameter 32 kaki (10 meter) dan beratnya 1.500 ton (1.360 metrik ton). (NASA)

Sementara itu, NASA dikabarkan sedang memburu batuan ruang angkasa berukuran besar yang bisa mengancam kehidupan di Bumi.

Bola api berukuran besar jarang jatuh ke Bumi, tetapi ketika itu terjadi, batuan angkasa luar tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang luas.

Contoh yang menonjol adalah peristiwa Chelyabinsk pada tahun 2013, di mana sebuah meteor seukuran gedung enam lantai hancur berkeping-keping di sebuah kota di Rusia.

Gelombang tekanan yang dipancarkan oleh meteor itu, ketika meluncur di Bumi, bahkan mampu menghancurkan kaca dan melukai lebih dari 1.000 orang.

Sedangkan pada Desember 2018, sebuah batu antariksa yang masuk ke dunia ini, meledak 16 mil (26 km) di atas perairan es Laut Bering, menghasilkan 173 kiloton energi.

Dentuman dari ledakan ini setara dengan 10 kali jumlah yang dikeluarkan oleh bom atom Hiroshima pada Perang Dunia II, menurut para pejabat NASA mengonfirmasi.


Bola Api Misterius di Langit Jepang Gegerkan Warga

Ilustrasi (Foto: apod.nasa.gov)

Sebuah bola api terbang juga pernah terlihat di wilayah barat Jepang pada Kamis, 3 Januari 2019 pagi waktu setempat. Para ahli astronomi mengatakan, objek itu mungkin adalah penampakan sebuah meteor.

Astronom amatir berusia 67 tahun, Masayoshi Ueda, berhasil menangkap gambar objek bola apisekitar pukul 04.50 pagi, di rumahnya di Habikino, Prefektur Osaka.

"Saya tidak bisa merekam suaranya, tetapi itu terlihat saat melintas sebentar dan tumbuh menjadi bola api besar," kata Ueda seperti dikutip dari Japan Times, Jumat, 1 April 2018. 

"Aku beruntung karena kita tidak bisa memprediksi kapan dan di mana bisa melihatnya."

Beberapa orang, termasuk mereka yang tinggal di Pulau Shikoku, juga mengaku melihat pemandangan serupa. Mereka memposting informasi tentang benda terbang misterius di internet.

Salah seorang berkata, "Saya pikir itu gempa bumi ketika saya mendengar suara seperti letusan dan gemuruh," sementara yang lain berkata, "Saya terbangun karena mendengar suara yang sangat keras."

Hitoshi Yamaoka, associate professor di National Astronomical Observatory of Japan, mengatakan, "Kami kerap melihat bolide --meteor yang sangat terang-- hampir setiap hari, tetapi sangat jarang mendengar yang bersuara, hanya beberapa kali dalam setahun."

"Kurasa yang dilihat kali ini adalah benda besar yang mungkin berukuran sekitar setengah meter. Benda-benda seperti itu biasanya menguap di udara, tetapi benda yang satu ini sepertinya bisa jatuh ke tanah," kata Yamaoka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya