Microsoft Ikuti Jejak Qualcomm dan Intel Putus Hubungan dengan Huawei?

Ada kemungkinan Micrsoft akan mengikuti jejak perusahaan teknologi lain asal Amerika Serikat yang memutus hubungan dengan Huawei.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 21 Mei 2019, 09:00 WIB
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru saja memasukkan Huawei dalam daftar hitam perdagangan negara tersebut.

Karenanya, sejumlah perusahaan teknologi pun dilaporkan sudah memutuskan hubungan dengan Huawei.

Beberapa perusahaan tersebut di antaranya adalah Intel, Qualcommm, dan Broadcam. Selain ketiga perusahaan itu, Google juga diketahui sudah memilih untuk menghentikan dukungan update untuk smartphone Huawei.

Dari sejumlah informasi yang dihimpun, pemutusan hubungan antara ketiga perusahaan di atas dengan Huawei kabarnya bakal segera berlaku.

Dikutip dari The Verge, Selasa (20/5/2019), perusahaan lain yang kemungkinan akan mengambil langkah serupa adalah Microsoft.

Seperti diketahui, Microsoft merupakan pemasok sistem operasi untuk laptop besutan Huawei.

Kendati demikian, Microsoft sendiri sebenarnya belum mengumumkan secara resmi keputusan tersebut.

Namun, besar kemungkinan perusahaan akan menaati aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah ASu.

Sekadar informasi, akhir pekan lalu menjadi mingggu buruk bagi Huawei. Alasannya, pemerintah Amerika Serikat melarang perusahaan di AS berbisnis dengan Huawei.

Menurut sumber Bloomberg, karyawan di seluruh perusahaan pembuat chipset utama AS telah diberitahu perusahaan mereka akan membekukan penawaran pasokan dengan Huawei, hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.


Huawei Sudah Persiapkan Diri

Huawei (Foto: Huawei)

Huawei sebenarnya cukup terisolasi dari dampak Qualcomm. Oleh karenanya, Huawei membangun prosesor dan modem seluler sendiri.

Laporan Bloomberg lain menyebut, Huawei telah mempersiapkan kemungkinan ini dengan menimbun chip dari pemasok AS untuk bertahan setidaknya tiga bulan.

Seharusnya hal ini cukup untuk mengetahui apakah tindakan AS hanya menakut-nakuti atau permanen.

Sekadar informasi, Huawei telah mengembangkan alternatif untuk OS Android dan Windows, tujuannya adalah mengatasi situasi seperti sekarang ini.


Masuk Daftar Hitam AS, Bos Huawei Masih Pede Perusahaan Bakal Baik-Baik Saja

Logo Huawei dan Leica terpampang jelas di acara peluncuran Huawei P9 di Battersea Evolution, London, Inggris (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Sang pendiri sekaligus CEO Huawei Ren Zhengfei pun, langsung memberikan pernyataan atas pelarangan di Negeri Paman Sam ini.

Menurut Reng Zhengfei, pelarangan di AS akan membuat pertumbuhan sedikit lebih lambat.

"(Pertumbuhan) mungkin akan melambat, namun hanya sedikit," tutur Ren Zhengfei sebagaimana dikutip Reuters, Senin (20/5/2019).

Dia menegaskan bahwa perusahaannya tidak melanggar hukum apapun di Amerika Serikat. Ren juga percaya diri, pertumbuhan pendapatan tahunan Huawei bisa mencapai lebih dari 20 persen pada 2019 ini.

Ren mengatakan, Huawei akan mempersiapkan langkah untuk menghadapi pembatasan tersebut.

Ia menyebut, Huawei "akan baik-baik saja", bahkan jika pembesut chipset AS Qualcomm dan pemasok komponen AS lainnya tidak akan menjual chip kepada mereka.

Pembesut chipset Huawei, HiSilicon, mengatakan, pihaknya telah bersiap untuk skenario terburuk, yakni jika perusahaan dilarang membeli chipset dan teknologi AS.

Bahkan, mereka memastikan pasokan chipset-nya tetap stabil dan mampu memenuhi berbagai produk.

Ren juga mengatakan, Huawei tidak akan menerima instruksi dari pemerintah AS.

"Kami tidak akan mengubah manajemen atas perintaan AS atau menerima pemantauan seperti yang telah dilakukan ZTE," tuturnya.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya