Komunitas Indonesia Rangkul Masyarakat Muslim Asing di Seoul

Sebagian dari penduduk muslim Korea Selatan berasal dari negara-negara seperti Pakistan, Turki, Uzbekistan, Bangladesh, Maroko, Malaysia dan juga Indonesia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 21 Mei 2019, 00:20 WIB
Dari sekitar 50 juta penduduk Korsel, hanya sekitar dua persen yang beragama Islam. Sebagian dari penduduk muslim Korsel berasal dari negara-negara seperti Pakistan, Turki, Uzbekistan, Banglades, Maroko, Malaysia dan juga Indonesia (KBRI Seoul)

Liputan6.com, Seoul - Hidup di sebuah negara yang mayoritasnya non-muslim seperti Korea Selatan (Korsel) tidaklah mudah. Dominasi budaya yang berbeda dari nilai-nilai Islam membuat kaum muslim di Korea benar-benar harus berjuang untuk dapat dipahami dan diterima oleh masyarakat setempat.

Dari sekitar 50 juta penduduk Korea Selatan, hanya sekitar dua persen yang beragama Islam. Sebagian dari penduduk muslim Korea Selatan berasal dari negara-negara seperti Pakistan, Turki, Uzbekistan, Bangladesh, Maroko, Malaysia dan juga Indonesia.

Untuk lebih mempererat ukhuwah Islamiyah antar muslim di Korea Selatan, terutama dalam memperingati Bulan Ramadan, Komunitas muslim Indonesia di Korea Selatan (KMI) dengan didukung oleh KBRI Seoul, berinisiatif menyelenggarakan buka puasa bersama masyarakat muslim asing di Korea Selatan pada Minggu (19/5).

Acara yang diselenggarakan di Seoul Central Mosque ini dihadiri oleh lebih dari 800an muslim yang datang dari berbagai negara, demikian keterangan pers yang diterima oleh Liputan6.com dari KBRI Seoul, Selasa (21/5/2019).

Ustad Arifin dari Korea muslim Federation yang sekaligus sebagai Dewan Syuro KMI menggarisbawahi hal tersebut.

"Acara buka bersama ini merupakan cara mempererat silahturahmi antar muslim dari berbagai negara di Korea Selatan. Saya senang melihat anak-anak muda sekarang banyak yang datang ke masjid," demikian ujar Ustad Arifin.

Hal senada juga disampaikan oleh Ustad Suherman, yang secara khusus dihadirkan dari Indonesia untuk memberi tausiyah selama Bulan Ramadan.

"Silahturahmi merupakan salah satu upaya penting untuk menjaga persaudaraan walaupun beda orangtua, suku bangsa dan ras tetap saudara layaknya dengan saudara sedarah. Hikmah silahturahmi menjalin tali Ukhuwah Islamiyah akan membuka pintu rezeki. Sementara hakikat silahturahmi adalah connecting, di antaranya saling mendoakan," demikian pernyataan dalam tausiyah Ustad Suherman.


Dubes RI Untuk Korsel: Ucapkan Selamat Berpuasa

Dari sekitar 50 juta penduduk Korsel, hanya sekitar dua persen yang beragama Islam. Sebagian dari penduduk muslim Korsel berasal dari negara-negara seperti Pakistan, Turki, Uzbekistan, Banglades, Maroko, Malaysia dan juga Indonesia (KBRI Seoul)

Mewakili Dubes RI di Seoul, Atase Pertahanan KBRI Seoul Imam Subekti menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa. Walaupun jauh di Korea Selatan tetapi tetap bisa menikmati Ramadan dengan suasana seperti di Tanah Air dengan buka puasa bersama ini.

Acara Buka Puasa berlokasi di Seoul Central Mosque di Distrik Itaewon, Seoul. Masjid dimaksud lebih dikenal sebagai Masjid Itaewon oleh muslim Indonesia. Masjid Itaewon merupakan masjid terbesar di Korea Selatan, dan menjadi pusat ibadah warga muslim di Seoul. Jamaah masjid ini datang berbagai negara seperti Timur Tengah, India, Indonesia, Malaysia, bahkan warga lokal Korea.

Di Korea Selatan, terdapat sekitar 38 ribu warga Indonesia yang mayoritas merupakan pekerja migran. Delapan puluh persen dari WNI di Korsel beragama Islam. Mereka saat ini memiliki 54 masjid-mushola yang dikoordinir oleh Komunitas muslim Indonesia (KMI) dan tersebar di seluruh pelosok Korea Selatan.

Selama Bulan Ramadan, masing- masing Masjid-Mushala Indonesia juga menyelenggarakan kegiatan Ramadan sebagaimana di Indonesia. Selain itu, mereka juga aktif berpartisipasi pada Buka Puasa Bersama yang diselenggarakan di KBRI Seoul setiap Sabtu. Selain itu, KBRI juga menyelenggarakan Pesantren Kilat bagi anak-anak dan Open House saat hari raya Iedul Fitri tiba.

Open House biasa dikunjungi tak kurang dari 1.500 masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Pada kesempatan tersebut, mereka dapat bertemu dan menjalin silahturahmi dengan sesama WNI sambil merasakan makanan dan hiburan khas selayaknya di Tanah Air.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya