Aksi Rajut Merah Putih dalam Peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Bandung

Ratusan warga Bandung menggelar kegiatan menjahit dan mengikat bendera merah-putih di Jalan Perintis Kemerdekaan

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 21 Mei 2019, 01:02 WIB
Warga Bandung menggelar aksi menjahit bendera merah putih di Jalan Perintis Kemerdekaan sebagai bagian peringatan Hari Kebangkitan Nasional. (Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada Senin (20/5/2019), ratusan warga Bandung menggelar aksi menjahit dan mengikat bendera merah-putih di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Aksi dilakukan sebagai refleksi 111 tahun kebangkitan nasional yang menggambarkan pentingnya menumbuhkan jiwa gotong-royong dan mengutamakan persatuan bagi keanekaragaman bangsa Indonesia.

Kegiatan merajut dan menyambung bendera tersebut dimulai sejak pukul 16.00 WIB. Tampak para perajut bukan hanya kaum ibu-ibu, tapi juga kaum bapak dan pemuda.

Bendera sepanjang 50 meter berhasil dijahit dalam waktu kurang dari satu jam. Tak sampai di situ, bendera kemudian diikat sehingga terlihat memanjang.

Rupanya, aksi merajut dan menyatukan bendera tersebut adalah bentuk teatrikal yang merupakan rangkaian acara bertajuk Menjadi Indonesia (di) Nusantara, Refleksi 111 tahun Hari Kebangkitan Nasional.

Menurut ketua panitia acara, Furqan AMC, aksi merajut bendera merupakan simbol dari dua hal yang sudah terkoyak namun bisa dijahit kembali. Sedangkan mengikat bendera dimaknai menyambungkan sesuatu yang putus.

"Bendera merah putih sepanjang 50 meter sebagai simbolisasi dua bangunan yang terkoyak terpisah dijahit kembali. Setelah menjahit merah putih, kemudian kita mengikat bendera yang maknanya apa yang putus kita sambung kembali," kata Furqan.

Furqan mengatakan, acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat. Ada ibu-ibu, seniman, budayawan, aktivis, pemuda, mahasiswa, dan banyak lagi.

"Semua bersatu padu ingin mengingatkan bersama bahwa negara ini warisan agung dari para pendahulu bangsa," kata Furqan.

Furqan menyebut, generasi sebelumnya yaitu 1908, 1928, 1945. Angkatan itu telah berhasil merajut Indonesia yang terdiri dari ribuan suku bersepakat menjadi Indonesia.

"Hari ini kita ingin mengambil spirit dari hari kebangkitan nasional tersebut untuk jadi obor bagi generasi hari ini yang akan datang bahwasannya tugas kita belum selesai untuk merawat dan menjaga persatuan Indonesia," ujarnya.


Jaga Persatuan Jelang Pengumuman Pemilu

Petugas Dishub ikut menyambungkan bendera yang telah dirajut. (Huyogo Simbolon)

Dalam konteks kebangkitan nasional hari ini, Furqan juga ingin mengingatkan agar masyarakat menjaga persatuan jelang pengumuman hasil Pemilu 2019.

"Dalam konteks hari ini, ketika Hari Kebangkitan Nasional jatuh pada suasana pemilu, kami memandang bahwa seharusnya pemilu tidak jadi jalan pemecah belah tetapi jadi jalan kita bersama merawat bangsa ini. Karena pemilu menjadi dalah satu jalan terbaik untuk mengelola kepemimpinan, kebangsaaan dan keindonesiaan," ungkapnya.

Usai acara merajut bendera, warga kemudian berbuka puasa bersama di Gedung Indonesia Menggungat. Acara pun diakhiri dengan refleksi kebangsaan dan kebudayaan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya