Liputan6.com, Damaskus - Serangan udara Rusia dilaporkan membuat 10 warga sipil tewas, termasuk lima anak-anak, di provinsi Idlib yang dikuasai oposisi di barat laut Suriah, kata aktivis dan lembaga pemantau, beberapa jam setelah Moskow mengumumkan gencatan senjata.
Militer Rusia mengatakan serangan udara pada Minggu malam di kota Kafranbel, di provinsi Idlib, dilakukan setelah menemukan fakta bahwa kota Hmeimim berperan sebagai landasan peluncuran roket oposisi.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (21/5/2019), Organisasi Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai Helm Putih, mengatakan lima anak di antara 10 warga sipil tewas dalam serangan udara pada Minggu malam di Kafranbel.
Sementara Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga melaporkan jumlah korban tewas yang sama, yang katanya termasuk empat perempuan dan satu orang laki-laki.
Kelompok bersenjata Hay'et Tahrir al-Sham (HTS), mantan afiliasi al-Qaeda, mengendalikan sebagian besar provinsi Idlib serta sebagian provinsi Aleppo, Hama, dan Latakia yang berdekatan.
September lalu, Rusia dan Turki, yang mendukung beberapa kelompok bersenjata di kawasan itu, setuju untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi, di mana tindakan agresi akan secara tegas dilarang.
Namun pemerintah Suriah dan sekutunya, telah meluncurkan sejumlah serangan di dalam zona de-eskalasi sejak akhir April, mendorong PBB untuk memperingatkan potensi krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut.
Kesaksian Pilu
Serangan udara Rusia menghantam dekat sebuah rumah sakit di Idlib, yang seketika membuatnya tidak berfungsi, kata Observatorium Suriah.
Seorang koresponden AFP melihat lima rumah di pinggiran kota Hmeimim yang hancur setelah serangan terkait.
Korban selamat segera mengais puing-puing untuk menyelamatkan barang-barang berharga, kata wartawan itu.
Sementara seorang pemuda berselimut debu dari kepala hingga ujung kaki bersandar ke dinding karena terkejut, setelah ayahnya tewas dalam serangan udara itu.
Umm Wasel --nama pemuda tersebut-- selamat dari serangan udara di rumahnya, ketika berkunjung ke kediaman kerabat yang mengundangnya untuk berbuka puasa.
"Saya kembali pada malam hari, dan menemukan rumah saya hancur," kata pria 22 tahun itu, mengenakan jubah merah panjang dan syal hitam menutupi rambutnya.
Orang-orang "mengira saya berada di bawah puing-puing", katanya.
Advertisement
Banyak Anak Tewas dalam Konflik Suriah
Kelompok HAM internasional Save the Children pada hari Senin mengatakan 38 anak-anak telah tewas dalam penembakan di Suriah barat laut sejak 1 April, termasuk sembilan di sekolah, tujuh di pasar dan satu di rumah sakit.
"Sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur sipil penting lainnya harus dilindungi dari serangan," kata direktur badan amal Suriah Sonia Khush.
"Anak-anak sangat rentan terhadap dampak senjata peledak, dan pihak-pihak yang bertikai harus melakukan upaya khusus untuk melindungi mereka," katanya.
Setidaknya 167 warga sipil telah kehilangan nyawa mereka di Idlib sejak 25 April, dengan lebih dari 415 warga sipil terluka, menurut sumber pertahanan sipil.
Sekitar tiga juta orang saat ini tinggal di provinsi Idlib, sekitar setengahnya mengungsi dari bagian lain Suriah yang dilanda perang saudara.