Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf mengucapkan syukur akan kemenangan tersebut.
"Kami mensyukuri kemenangan ini. Inilah kemenangan rakyat. Namun kami ingin tegaskan, bahwa pemilu hanyalah alat mencari pemimpin," ucap Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto, Selasa (21/5/2019).
Advertisement
Dia menuturkan, baik Jokowi maupun Ma'ruf Amin adalah presiden dan wakil presiden untuk semua dan pemimpin seluruh rakyat Indonesia.
"Pemimpin yang melekat dengan tanggung jawab bagi kemajuan seluruh negeri, seluruh warga Indonesia tanpa membeda-bedakan warga negara atas dasar pilihan politiknya, suku, agama, jenis kelamin, status sosial, karena semua warga negara adalah sama," jelas Hasto.
Sekretaris Jenderal PDIP ini juga menuturkan, dengan menjadi presiden bagi seluruh rakyat Indonesia, partainya meyakini kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf akan menempatkan konsolidasi politik nasional dengan semangat rekonsiliasi, merangkul seluruh komponen bangsa.
"Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf akan menempatkan konsolidasi politik nasional dengan semangat rekonsiliasi, merangkul seluruh komponen bangsa, sesuai semangat Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda, yang menjadi penopang utama dalam proses menuju kemerdekaan Indonesia," kata Hasto.
Karena itu, dia mengingatkan, Pemilu 2019 telah menunjukkan capaian peradaban demokrasi Indonesia sehingga pemilu berjalan demokratis dengan partisipasi rakyat yang begitu tinggi, lebih dari 80 persen.
"Di sinilah rakyat memberikan suaranya bagi kemajuan Indonesia Raya. Masyarakat yang lebih makmur dan lebih berkeadilan inilah yang dititipkan rakyat pada tanggal 17 April 2019 yang lalu. Selamat untuk seluruh rakyat Indonesia yang telah hadir sebagai benteng demokrasi Pancasila," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Leburkan Perbedaan
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengaku bersyukur dengan hasil pemilu yang ditetapkan KPU. Menurut dia, hasil ini menunjukkan masyarakat merasa lebih baik jika dipimpin oleh Jokowi-Ma'ruf.
"Selisih ini cukup besar, menunjukkan mayoritas rakyat meyakini bahwa Indonesia akan lebih baik dipimpin Pak Jokowi," kata Karding saat dihubungi merdeka.com, Selasa (21/5/2019).
Karding mengatakan, perjalananan memenangkan Jokowi-Ma'ruf bukan hal yang mudah. Sebab, banyak sekali terpaan fitnah dan pemberitaan hoaks yang menimpa Jokowi.
Namun, lanjut Karding yang terpenting saat ini sudah bukan lagi hasil Pilpres 2019. Tetapi bagaimana cara menyatukan kembali Indonesia dari berbagai macam perbedaan pasca pilpres. Serta fokus mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf lima tahun ke depan.
"Mari kita memberi dukungan kepada beliau demi masa depan bangsa perbedaaan yang ada mari kita leburkan di bawah persatuan Indonesia," ucapnya.
Advertisement
Hasil Final
Jokowi-Ma'ruf menjadi pemenang Pilpres 2019 mengungguli rivalnya yakni pasangan capres-cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Pasangan nomor urut satu Joko Widodo dan Ma'ruf Amin meraih 85.607.362 atau 55,50 persen dari total suara sah nasional. Sedangkan pasangan nomor urut dua, 68.650.239 atau 44,50 persen dari total suara sah nasional.
Pasangan calon nomor urut 01 unggul di 21 provinsi dan pasangan nomor urut 02 unggul di 13 provinsi. Data resmi itu telah disahkan, tertanggal Senin 20 Mei 2019, sekitar pukul 24.00 WIB.
21 Provinsi dimenangkan oleh paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf adalah Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Papua Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku, Gorontalo, dan Papua.
Kemudian, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bali, Sulawesi Barat, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Lampung, dan Sulawesi Utara.
Sedangkan 13 provinsi sisanya, dimenangkan oleh paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga. Yaitu Bengkulu, Kalsel, Malut, Jambi, Sumsel, Sulteng, Sumbar, Banten, NTB, Aceh, Jabar, Sulsel, dan Riau.
Reporter: Sania Mashabi
Sumber: Merdeka