Diskon Tarif Tol Mudik 2019 Diumumkan Secepatnya

Keputusan diskon tarif tol ini juga akan segera diumumkan oleh setiap Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Mei 2019, 13:00 WIB
Sejumlah kendaraan melintasi tol dalam kota di kawasan Semanggi, Jakarta, Rabu (13/2). PT Jasa Marga Tbk (persero), mengumumkan akan melakukan penyesuaian tarif untuk 15 ruas jalan tol tahun 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan memberikan diskon tarif tol pada arus mudik Lebaran tahun ini. Kepastian diskon tarif itu nantinya akan diumumkan oleh masing-masing BUJT.

"Pada prinsipnya, BUJT akan memberikan. Kita cuman waktunya yang akan diatur, kapan mulai akan berlaku. Ini yang sedang diatur BPJT, mendiskusikannya dengan BUJT-nya," ungkapnya usai melakukan rapat koordinasi bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Mekanisme diskon ini, lanjutnya, dipakai sebagai instrumen untuk mengatur volume kepadatan lalu lintas tol saat mudik nanti. Sehingga tidak semua pemudik pulang ke kampung halamannya masing-masing dalam waktu yang bersamaan.

Namun, Menteri Basuki belum mau menyatakan berapa besaran diskon tarif yang akan diberlakukan. "Belum tahu. Nanti kalau saya sampaikan nanti dikira mendikte mereka (BUJT)," sambungnya.

Dia pun mengatakan, penentuan besaran diskon ini merupakan kesepakatan bersama dari seluruh BUJT yang total berjumlah 53 perusahaan. Diskon tarif tol ini nantinya akan diberlakukan di seluruh ruas tol yang ada.

"Sudah sama. Semua sudah sepakat untuk memberikan diskon. (Akan diterapkan dimana saja?) Semua ruas jalan tol. Alhamdulillah semua bersepakat," ujar dia.

Keputusan diskon tarif tol ini juga akan segera diumumkan oleh setiap BUJT. "Kalau pemerintah yang mengumumkan nanti dikira intervensi. Jadi sekarang asosiasi yang memberikan," tukas Menteri Basuki.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ini Prediksi Titik Kemacetan Arus Mudik Lebaran Versi Polri

Kepadatan terjadi di Jalan Tol Cipali, Jawa Barat mengarah ke Jakarta, Kamis (29/6). Memasuki H+4 Lebaran, arus balik dari Jawa Tengah menuju Jakarta masih terpantau ramai lancar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Korlantas Polri telah memetakan sejumlah titik yang berpotensi terjadi kemacetan saat arus mudik dan balik musim libur Lebaran 2019 yang tersebar baik di ruas tol, jalur arteri, maupun jalan menuju pelabuhan.

"Kami sudah mapping beberapa daerah yang menjadi titik kemacetan, tentunya yang paling dekat dari Jakarta adalah Tol Cikampek, karena ada beberapa pekerjaan besar yang dilakukan pemerintah," kata Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Benyamin dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Benyamin menyebutkan, untuk jalur selatan (Pansela), titik arus mudik yang juga menjadi kemacetan yakni di Kecamatan Malangbong, Jawa Barat, karena kawasan tersebut memiliki jalan kecil yang berkelok serta terdapat pasar yang tentunya menimbulkan kepadatan kendaraan.

Seperli dilansir Antara, untuk mengantisipasinya, Polri akan melakukan buka-tutup arus lalu lintas dan pengalihan jalan menuju Garut atau Singaparna.

Titik lainnya yang diantisipasi adalah di Pasar Linggapura, Kecamatan Tonjong, Brebes, Jawa Tengah. Kawasan yang dilintasi jalur Pejagan ini menjadi poros penghubung jalan bagi pemudik yang menuju Purwokerto, sehingga aktivitas lalu lintas lebih tinggi.

Selain jalan tol dan arteri, Polri juga mengantisipasi dua pelabuhan dengan aktivitas pemudik yang lebih padat, yakni Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Ketapang. Pelabuhan Merak menjadi pintu keluar-masuk pemudik dari Lampung, begitu juga Pelabuhan Ketapang yang menjadi akses bagi pemudik dari Bali.

Dalam rangka mengamankan arus mudik-balik Lebaran 2019 ini, Polri akan memberlakukan operasi ketupat sejak 28 Mei sampai 12 Juni 2019. Menurut prediksi, lalu lintas kendaraan pada arus mudik-balik Lebaran tahun ini meningkat sebesar 20 persen.

"Kami juga berupaya untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas tahun ini paling tidak sebesar 20 persen. Pada tahun lalu, kecelakaan bisa kita tekan sekitar 30-35 persen," kata Benyamin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya