Liputan6.com, Jalur Gaza - Bintang sepak bola Portugal, Cristiano Ronaldo dikabarkan menyumbangkan US$ 1,5 juta (setara Rp 21,7 miliar) kepada Palestina dalam upaya untuk meringankan penderitaan orang-orang di Jalur Gaza yang diblokade.
Dia mengalokasikan dana untuk Palestina selama bulan suci Ramadan, demikian seperti dilansir Press TV Iran, Selasa (21/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pemain sepak bola itu, dalam beberapa kesempatan, mengecam kekejaman Israel terhadap Palestina.
Kembali pada tahun 2012, Ronaldo telah melelang Golden Boots-nya, penghargaan bergengsi yang diberikan kepada striker terbaik Eropa sepanjang musim, untuk mengumpulkan dana yang kemudian disumbangkan untuk anak-anak Palestina.
Tahun berikutnya, pada Maret 2013, di akhir pertandingan antara Portugal dan Israel untuk kualifikasi Piala Dunia 2014, Ronaldo menolak untuk bertukar bajunya dengan pemain Israel.
Namun, belakangan kabar tersebut diragukan kebenarannya. Berdasarkan penelusuran Maarten Schenk dari situs pemeriksa fakta Leadstories.com, yang dikutip pada Jumat (21/6/2019), informasi tentang donasi yang diberikan Ronaldo kepada Palestina dipastikan palsu.
Schenk mengklarifikasi informasi itu kepada firma agensi yang menangani Cristiano Ronaldo, dengan seorang sumber yang dekat memastikan bahwa "kabar tersebut palsu."
Baca selengkapnya di sini: Kabar Ronaldo Beri Donasi untuk Palestina Saat Ramadan Ternyata Hoaks
*Judul dan isi artikel ini telah direvisi setelah situs pemeriksa fakta Leadstories.com menemukan bahwa kabar Ronaldo memberikan sumbangan sebesar US$ 1,5 juta ke Palestina terbukti tidak benar.
Simak video pillihan berikut:
Standar Hidup yang Rendah
Jalur Gaza Palestina telah berada di bawah blokade darat, udara dan laut Israel sejak Juni 2007.
Blokade telah menyebabkan penurunan standar hidup serta tingkat pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kemiskinan yang tak henti-hentinya.
Palestina telah mengadakan aksi unjuk rasa mingguan di sepanjang perbatasan Gaza untuk memprotes pengepungan di daerah kantong itu dan menuntut hak bagi para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka yang mereka tinggalkan selama penciptaan Israel tahun 1948.
Lebih dari 270 warga Palestina telah tewas dalam serangan oleh pasukan Israel sejak demonstrasi anti-pendudukan dimulai di Jalur Gaza pada 30 Maret 2018. Lebih dari 16.000 warga Palestina juga mengalami cedera.
Advertisement