Pengusaha Otobus Garut Sepakat Tolak Antar Peserta Aksi Massa 22 Mei 2019

Para pengurus PO Bus berpendapat, adanya aksi 22 Mei 2019 dikhawatirkan rusuh sehingga mengancam keselamatan sopir dan armada.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 22 Mei 2019, 07:20 WIB
Beberapa armada bis jurusan Garut Jakarta masih terparkir di Terminal Bis Guntur Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Seluruh pengusaha dan pengurus Perusahaan Otobis (PO) angkutan umum Kabupaten Garut, Jawa Barat, menolak rencana penggunaan armada mereka, untuk mobilisasi massa aksi 22 Mei 2019.

Barna Sobarna, pengurus PO Bus Karunia Bakti mengatakan, pelaksanaan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh KPU 17 April lalu, dinilai telah berlangsung sukses dengan menghasilkan pemimpin sesuai pilihan rakyat. "Hasilnya sangat memuaskan," ujar dia, Selasa, 21 Mei 2019.

Namun sejak mencuatnya isu aksi 22 Mei, perusahaannya bersama PO bus lain menolak jika armadanya digunakan untuk pengerahan massa ke Jakarta. "Saya dari PO Karunia Bhakti tidak akan memberikan mobilisasi orang ke Jakarta untuk acara people power," kata dia.

Sejak mencuatnya isu itu, perusahaannya langsung mengintruksikan seluruh pengurus melakukan pengecekan terhadap armada yang akan dipesan. "Kalau ada yang nyewa saya akan tanyakan dulu dan kontraknya lengkap enggak, nama lengkap, nama pemohon, nomor kontak," kata dia.

Dengan sikap tegasnya itu, akhirnya hingga saat ini belum satu pun armada yang ada di pool-nya, disewa peserta aksi 22 Mei. "Alhamdulillah tidak ada," ujarnya.

Selain Karunia Bakti, ada sembilan PO bus lain yang tidak akan memberikan armadanya untuk mengangkut massa aksi 22 Mei. "Maritha, Mayasari, MGI, Primajasa, dan lainnya," kata dia.

Alasannya ujar dia, selain keselamatan sopir dan armada, juga dikhawatirkan bakal timbulnya kerusuhan massa. "Kalaupun ada (pesanan bus) saya tolak, kalau Jakarta tidak aman ya otomatis rakyat di Garut juga tidak aman," ujar dia.

Namun, meskipun demikian, jika ada warga yang akan melakukan peminjaman di luar rute itu, perusahannya siap melayani. "Kecuali kalau ke Mamah Dedeh (acara pengajian) ke Indosiar saya akan antar," ujar dia.

Hal senada diungkap Asep Odos, pengurus Primajasa. Sebagai bus dengan jumlah layanan armada kelas ekonomi terbesar ke Jakarta dari Garut, perusahaannnya memberikan izin penggunaan armadanya untuk massa aksi 22 Mei 2019. "Khawatir ada apa-apa," ujar dia singkat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya