Liputan6.com, Cilacap - Separuh bulan Ramadan telah dilalui umat muslim. Bicara Ramadan, tentu saja perbincangan jalur mudik menjadi isu hangat menjelang Idul Fitri 1440 Hijriyah.
Biasanya, jalur mudik mulai ramai dilintasi pada 10 hari menjelang Idul Fitri. Puncaknya, lalu lintas begitu padat pada sepekan terakhir Ramadan.
Salah satu jalur mudik penting adalah Jalan Nasional Lintas Selatan atau JLS Jawa Tengah. Jalur arteri ini menghubungkan kota-kota di sisi selatan Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Namun, jalur ini juga rawan longsor.
Baca Juga
Advertisement
Memang, kini jalur selatan tak lagi seramai dua atau tiga tahun lalu, ketika Tol Trans Jawa belum beroperasi. Akan tetapi, tetap saja jalur ini adalah salah satu yang teramai.
Dari Jakarta atau Bandung, pemudik akan melintasi Tasikmalaya dan Kota Banjar. Selanjutnya, pemudik akan melintasi perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah dan masuk ke Kabupaten Cilacap.
Secara umum, jalur selatan Jawa Tengah di ruas Cilacap sudah siap dilintasi pemudik. Memang masih tersisa sejumlah ruas yang bergelombang, beberapa di antaranya bolong-bolong. Binamarga terus memperbaiki jalur ini hingga aman dilintasi pemudik.
Di luar kondisi jalur mudik yang masih perlu perbaikan, jalur selatan Jawa tengah, titik Cilacap dikenal salah satu titik rawan bencana, terutama longsor. Pasalnya, sepanjang jalan mulai dari perbatasan Jawa Barat hingga perbatasan Banyumas, jalan melintasi perbukitan.
Wilayah Perbatasan Jateng-Jabar Rawan Longsor
Beberapa ruas jalan, seperti di ruas Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu hingga karangpucung bersisian dengan tebing yang mudah longsor. Ini, dipengaruhi oleh tanah labil dan kontur tanahnya yang memang miring.
"Kami antisipasi wilayah barat. Itu yang kita waspadai itu mulai masuk perbatasan itu, mulai Mergo, sampai karangpucung. Selain rawan macet, itu juga rawan longsor," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy, Selasa, 21 Mei 2019.
Titik rawan bencana alam lainnya yakni banjir di jalur alternatif Lintas Selatan-Selatan (JLSS) Cilacap. Eks-distrik Sidareja telah diedentifikasi sebagai wilayah rawan banjir.
Wilayah ini merupakan perbatasan Cilacap dengan Ciamis dan Pangandaran dan menjadi salah satu jalur pemudik. Jalur ini juga kerap dipakai sebagai jalur alternatif pemecah macet yang beberapa tahun lalu kerap terjadi di jalur utama mudik.
"Kalau banjir itu wilayah Sidareja dan sekitarnya," ujarnya.
Untuk mengantisipasi bencana alam, BPBD bersama dengan instansi lainnya mendirikan posko siaga bersama di titik-titik rawan. Di wilayah perbatasan Jawa Barat, BPBD mendirikan masing-masing satu posko di Kecamatan Wanareja dan Karangpucung.
Advertisement
Waspada Cuaca Ekstrem Musim Pancaroba
Kemudian di sisi timur, BPBD juga mendirikan posko di kecamatan Sampang. Di posko-posko ini, BPBD juga menyiagakan peralatan untuk mengantisipasi bencana alam.
"Kalau untuk posko kita gabung dengan Polres, Kodim dan instansi lainnya, baik di Wanareja maupun titik lainnya," dia menjelaskan.
Berdasar informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini sebagian besar wilayah di cilacap sudah memasuki musim pancaroba. Pada musim pancaroba, cuaca sulit diprediksi.
Namun, masih tak tertutup kemungkinan terjadi hujan lebat atau ekstrem pada musim pancaroba ini. Sebab itu, ia mengimbau agar pemudik maupun masyarakat mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam.
"Jalur mudik yang kita khawatirkan longsor yang mudah-mudahan tidak terjadi, karena intensitas hujan sudah turun. Kemarau juga belum," dia menerangkan.
Selain bencana banjir dan longsor, BPBD Cilacap juga mewaspadai cuaca ekstrem berupa angin kencang atau puting beliung di kawasan pesisir. Gempa bumi juga menjadi ancaman lain di kabupaten pesisir selatan barat Jawa Tengah ini.
Pantauan Liputan6.com, di jalur lintas selatan Jawa Tengah Cilacap-Banyumas masih ada pekerjaan perbaikan jalan di ruas Desa Karanggayam Kecamatan Lumbir, Banyumas. Sebelumnya, titik ini longsor pada akhir 2018 lalu.
Pata pekerja memasang pancang beton untuk memperkuat tubuh jalan yang bersisian dengan jurang. Alat berat masih disiagakan, dan lalu lintas menggunakan sistem buka tutup lantaran hanya separuh jalan yang digunakan.
Saksikan video pilihan berikut ini: