Tembakan Gas Air Mata Berbalas Bom Molotov di Kantor Bawaslu

Massa demonstran mulai melemparkan bom molotov ke arah polisi yang berusaha memukul mundur.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2019, 02:51 WIB
Peserta aksi massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat saat membubarkan diri usai unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5/2019). Dalam aksinya, mereka meminta Bawaslu memeriksa hasil Pemilu 2019 yang dinilai banyak kecurangan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi yang mengamankan unjuk rasa di Kantor Bawaslu RI, Jakan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu dinihari terus memberikan peringatan untuk massa yang terkonsentrasi di dua tempat, yakni di Jalan Wahid Hasyim (arah Tanah Abang) dan Jalan Wahid Hasyim (arah Gondangdia).

Caranya, dengan terus menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa yang menolak membubarkan diri.

"Ini peringatan ketiga, silakan membubarkan diri," kata seorang polisi melalui pengeras suara, Rabu (22/5/2019) dinihari.

Namun peringatan tersebut tidak diindahkan dan massa tetap bertahan di posisinya masing-masing, akhirnya suara tembakan terdengar lagi untuk membubarkan massa.

Suara tembakan tersebut berasal dari senapan pelontar gas air mata. Akhirnya, setelah tembakan tersebut, massa dapat dipukul mundur beberapa ratus meter menjauh.

Namun, situasi tersebut tak berlangsung lama. Massa demonstran mulai melemparkan bom molotov ke arah polisi yang berusaha memukul mundur di bawah underpass Pasar Grosir Tanah Abang, Jakarta.

Massa bertahan di seberang persimpangan dan membalas beberapa tembakan gas air mata peringatan dari polisi dengan petasan dan beberapa bom molotov.

Massa yang umumnya berusia muda itu masih bertahan. Belum diketahui dari kelompok mana mereka berasal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya