Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto menyebut bahwa penangkapan yang dilakukan terhadap mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen Purnawirawan Soenarko disebabkan dua hal.
Pertama dugaan menyelundupkan senjata api dari Aceh serta dugaan melakukan provokasi serta mengadu domba prajurit TNI. Kasus dugaan pelanggaan hukum yang dilakukan Soenarko tersebut kini tengah di dalami pihak kepolisian.
Advertisement
Saat ini mantan Danjen Kopassus Mayjen Soenarko ditahan di Rutan Polisi Militer Guntur dan telah ditetapkan tersangka.
Sementara itu, hingga Rabu (22/5/2019) subuh tadi, massa yang masih bertahan melakukan perlawanan ke pasukan gabungan TNI-Polri.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengaku pihaknya tidak dibekali senjata tajam untuk menangani perlawanan massa tersebut.
Hingga pukul 04.59 WIB, massa masih melakukan perlawanan ke petugas gabungan TNI-Polri di Tanah Abang. Sebelum kerusuhan terjadi, massa di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, dengan tertib membubarkan diri, pada Selasa malam, 21 Mei kemarin.
Meski sempat terjadi saling dorong, situasi kembali dingin setelah orator dari pihak massa juga mengimbau demonstran untuk tidak mendekati polisi.
Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Selasa, 21 Mei 2019:
1. 3 Informasi soal Penangkapan Mantan Danjen Kopassus
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyebut Mantan Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jenderal Purnawirawan Soenarko telah ditetapkan tersangka atas dugaan memiliki dan menguasai senjata api ilegal.
Penangkapan Soenarko dikabarkan pada Minggu, 19 Mei 2019. Saat ditangkap petugas, dia tengah bersama sopir pribadinya dan seorang tentara aktif.
Guna penyelidikan lebih lanjut, mantan Danjen Kopassus Mayjen Soenarko kini ditahan di Rutan Polisi Militer Guntur.
Advertisement
2. Massa Aksi Masih Bertahan di Bawaslu
Massa aksi unjuk rasa di depan gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, masih bertahan hingga Selasa sore, 21 Mei 2019.
Pantauan di lapangan, sekitar pukul 18.25 massa tumpah ruah di jalanan. Mereka duduk bersila mendengarkan orasi yang digelorakan oleh orator. Sebagian pun mengibarkan bendera merah-putih.
Sang orator berdiri di atas mobil bak terbuka yang didesain dengan pengeras suara. Letak mobil berada di dekat pos polisi, saksi bisu teror bom di Kawasan Sarinah.
Sementara itu, di sisi depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) para polisi berjaga-jaga.
3. Sempat Memanas, Unjuk Rasa di Bawaslu Berakhir dengan Salaman
Unjuk rasa di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019) malam berakhir. Massa pun meninggalkan lokasi dengan tertib setelah terjadi negosiasi dengan aparat keamanan.
Pantauan di lapangan, pembubaran massa dilakukan usai salat Tarawih. Polisi membentuk barikade tiga lapis.
Sebelum massa membubarkan diri, suasana sempat memanas saat polisi berusaha mengimbau massa untuk segera meninggalkan kawasan Kantor Bawaslu.
Namun, imbauan itu mengundang emosi sebagian pendemo. Massa berhadap-hadapan dengan polisi dan sempat saling dorong-dorongan. Bahkan, ada beberapa demonstran yang melemparkan botol air mineral.
* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini
Advertisement