Liputan6.com, Surabaya - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur (Jatim) meluncurkan Promo Gemerlap Lebaran 2019, untuk menyambut Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1440 H.
Manager Strategi Pemasaran PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jatim, Tegar Hasadi mengatakan, promo ini berupa diskon Biaya Penyambungan (BP) tambah daya listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan dengan daya 450 Volt Ampere (VA), hingga 197 kilo Volt Ampere (kVA) dengan maksimum potongan Rp 10 juta.
"Khusus untuk rumah ibadah, PLN memberikan potongan 100 persen atau bebas biaya. Potongan 100 persen berlaku untuk semua rumah ibadah, bukan hanya Masjid, bisa Gereja dan rumah ibadah lainnya,” tutur Tegar di Surabaya, seperti ditulis Rabu (22/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Selain memberikan potongan biaya penyambungan tambah daya, PLN juga menggratiskan biaya Jaminan Pelanggan yang merupakan jaminan atas pemakaian daya dan tenaga listrik selama menjadi pelanggan PLN.
Pelanggan bisa mendapatkan tambahan daya listrik dengan cepat karena proses tambah daya pada promo ini dapat dinikmati pelanggan maksimal 24 jam, terhitung setelah pelanggan melakukan pembayaran jika pelanggan tidak mengajukan migrasi kWh meter paskabayar menjadi prabayar ataupun sebaliknya.
"Proses penambahan daya bisa dilakukan kurang dari 24 jam, apabila jaringan PLN ke rumah pelanggan sudah tersedia. Jika belum tersedia, akan memerlukan waktu lebih dari 1 hari," kata dia.
Normalnya untuk tambah daya dari 900 VA ke 1.300 VA dikenakan biaya tambah daya sejumlah Rp 374.800, dengan Promo Gemerlap Lebaran 2019 ini, pelanggan cukup membayar Rp 187.400 saja.
"Promo Gemerlap Lebaran 2019 akan berlaku sampai dengan 31 Juni 2019," imbuhnya.
Untuk mendapatkan kesempatan ini, pelanggan dapat mengajukan permohonan penyambungan tambah daya ke kantor layanan PLN terdekat atau mendaftar ke Contact Center PLN 123 yang dapat diakses melalui ponsel (kode area+123), telepon 123, email pln123@pln.co.id, Twitter @pln_123, Facebook PLN 123 dan website www.pln.co.id. Pelanggan juga bisa mendaftar melalui Aplikasi PLN Mobile.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
PLN Disjaya Sediakan Listrik Ramah Lingkungan untuk Jakarta Fair
Sebelumnya, PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) menyediakan sumber pasokan listrik ramah lingkungan, untuk Jakarta Fair Kemayoran 2019 akan dilaksanakan dari 22 Mei 2019 – 30 Juni 2019 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, M. Ikhsan Asaad, mengatakan, seluruh pasokan listrik untuk kebutuhan event tersebut bersumber dari energi ramah lingkungan, dari Power Bank PLN dengan total daya yang disiapkan yaitu 2500 kVA.
"Pada tahun sebelumnya, listrik untuk acara Jakarta Fair menggunakan captive power dari generator set yang tentu saja menimbulkan polusi suara dan udara di lokasi," kata Ikhsan, di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019.
Dia menjelaskan, penggunaan power bank PLN lebih ramah lingkungan tanpa polusi suara dan udara serta lebih efisien. Selain power bank, PLN juga menyiapkan Uninterruptible Power Supply (UPS) daya 400 kVA untuk memperkuat sistem kelistrikan selama acara berlangsung.
Petugas PLN juga bersiaga di lokasi selama event berlangsung dari 22 Mei sampai 30 Juni 2019 untuk memastikan peralatan dan jaringan bekerja dengan optimal.
"PLN memastikan suplai listrik untuk event Jakarta Fair 2019 ini andal, karena di-supply dari dua sumber dengan mekanisme switch antar supply bila terjadi gangguan. Power Bank dan UPS menghasilkan kualitas tegangan listrik yang stabil, sangat cocok untuk mem-backup lighting dan sound system," papar Ikhsan.
Assistant General Manager Operation 1 JIExpo Hari Ruscahyo mengukapkan, mulai tahun ini untuk gelaran Jakarta Fair Kemayoran 2019 menggunakan listrik dari PLN. Kebutuhan itu untuk seluruh hall pameran, panggung, dan sound system panggung pertunjukan.
"Masalahnya kalo pakai captive power jadi sibuk ngurus BBM. Tahun ini kita coba pakai PLN. Selain andal juga ramah lingkungan," tandasnya.
Advertisement
Begini Cara PLN Bangun Sektor Kelistrikan
Sebelumnya, dalam Pembangunan infrastruktur kelistrikan di Indonesia, pemerintah dan PT PLN (Persero) memiliki acuan yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk sepuluh tahun mendatang.
Vice President Public Relations PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan, RUPTL disusun untuk memenuhi kebutuhan listrik sepuluh tahun yang akan datang di wilayah usaha PLN. Dalam RUPTL juga mempertimbangkan jenis energi primer yang akan digunakan seperti energi baru dan terbarukan, gas, batu bara serta minyak.
"Selain itu juga mempertimbangkan dana yang akan dibutuhkan agar lebih ekonomis guna menghasilkan daya listrik yang cukup, handal dan energi primer dimanfaatkan dan dipilih tersedia secara kontinyu, berorientasi pada pengelolaan lingkungan hidup yang bersih sehingga dapat terhindar dari ketidakefisienan sejak tahap perencanaan," kata Dwi, di Jakarta, pada Sabtu 27 April 2019.
Proyeksi kebutuhan tenaga listrik dapat dihitung melalui dua jenis pendekatan, yaitu melalui pertumbuhan penduduk yang fokusnya pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan, dan melalui pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Kebijakan ketenagalistrikan merujuk pada beberapa aspek, yaitu tentang ekonomi makro, rasio elektrifikasi, pertumbuhan penduduk, dan focus group discussion (FGD) dengan Kementerian Lembaga terkait, Pemerintah Provinsi dan badan usaha, serta Dewan Energi Nasional (DEN).
Mengenai ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi mengacu kepada APBN, sedangkan tahun Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) mengacu kepada visi ekonomi Indonesia dari Bappenas, sedangkan pembuatan RUKN merupakan amanat dari Kebijakan Energi Nasional (KEN).
"Salah satu poin dalam penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) adalah Pemerintah Daerah diminta untuk membuat perencanaan pembangkit listrik sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing," ujar dia.