Liputan6.com, Surabaya - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mempunyai rantai bisnis yang kuat di sektor lain. Salah satunya yang dibesut anak usaha PGASCOM (PT PGN Telecommunication Nusantara).
PGNCOM memberikan layanan jaringan internet melalui produk Gasnet (PT Telemedia Dinamika Sarana), yang telah mempunyai pelanggan di Jawa dan Sumatra.
"Karena kemampuan tersebut, cakupan layanan Gasnet pun kian luas. Teranyar, Gasnet telah menyiapkan infrastruktur layanan bagi pelanggan di Surabaya, Jawa Timur, " tutur Ditto Bravo Yanua, Kepala Regional Office Jawa Bagian Timur PGASCOM di Surabaya, seperti ditulis Rabu (22/5/2019).
Baca Juga
Advertisement
Ditto mengungkapkan, kelebihan produk Gasnet paket produknya, salah satunya infrastruktur yang andal sehingga tidak mengganggu kinerja koneksi. Selain itu, pelayanan Gasnet pun sangat cepat dan responsif.
"Karena itu, kami juga siap melayani kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya," kata dia.
Dari sisi infrastruktur, layanan Gasnet cukup andal. Karena itu pelanggan di Sumatra yang mayoritas berasal dari perguruan tinggi, menganggap Gasnet layak dipercaya menyediakan layanan internet untuk kepentingan institusi.
Bahkan, Gasnet belum lama ini juga mengampu kepercayaan serupa dari PT Semen Baturaja Tbk, salah satu perusahaan pelat merah terkemuka. Layanan Gasnet bagi perusahaan berkode saham SMBR itupun meliputi kantor perwakilan di Jakarta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
PGN Cetak Pendapatan USD 3,87 Miliar pada 2018
Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengumumkan perolehan laba operasi sebesar USD 645 juta pada 2018, meningkat dibandingkan pada 2017 sebesar USD 515 juta.
Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan, PGN mencatatkan kinerja positif dari sisi pendapatan mencapai USD 3,87 miliar, dengan EBITDA sebesar USD 1,20 miliar.
"Total aset yang dikelola PGN mencapai USD 7,94 miliar," kata Gigih, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018, di Jakarta, Jumat (26/4/2019).
Dia menuturkan, perbaikan kinerja keuangan didukung kegiatan operasional PGN selama 2018. Selain itu, perusahaan berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 894 BBTUD, naik delapan persen menjadi 962 BBTUD pada 2018.
Sedangkan untuk transmisi gas, volumenya sebesar 2.101 MMSCFD, lebih besar dibandingkan 2.078 MMSCFD volume transmisi gas pada 2017.
Peningkatan operasi bisnis tersebut, tak lepas dari ekspansi pelayanan yang digarap PGN. Hingga tahun lalu, tercatat jumlah pelanggan distribusi gas mencapai 325.914, naik dari 299.766 pada 2017.
"Kenaikan jumlah pelanggan sejak 2014 yang hanya sebesar 96.049," tutur dia.
Pada sisi hulu melalui anak usahanya PT Saka Energy, PGN menorehkan catatan produksi minyak dan gas bumi siap jual (lifting) sebesar 39.213 barel setara minyak (Barel Oli Equivalent Per Day/BOEPD.
Sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 962 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.101 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya 210 BBTUD.
Advertisement
PGN Percantik Saka Energi Belum Dilepas
Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) akan mempercantik anak usahanya PT Saka Energi, sebelum melepasnya. Saat ini sedang dilakukan kajian untuk menetapkan mekanisme pelepasan perusahaan tersebut.
Rencana pemisahan Saka Energi dengan PGN merupakan dampak dari penerapan holding BUMN migas, yang menjadikan Pertamina sebagai induk holding dan PGN sebagai Sub Holding Gas.
Direktur Keuangan PGN Said Reza Pahlevy mengatakan, sebelum dilepas saat ini PGN sedang memperbaiki kinerja keuangan Saka Energi, hal ini untuk meningkatkan nilai perusahaan ketika divaluasi. Dia pun menyebutkan, salah satu potensi untuk efisiensi adalah bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) selaku holding migas.
"Kita mau meningatkan kinerja keuangannya Saka. Kami fokus memperbaiki kinerja mereka, kalau dijual kan rugi, kalau posisi sekarang," kata Reza, di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2019.
Menurut Reza, saat ini PGN belum mendapat sinyal dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melepas Saka Energi, meski begitu perbaikan kinerja keuangan perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
"Ya, begitu. Belum ada arah ke sana, pokoknya sekarang kita memperbaiki kinerja keuangan," tuturnya.