Liputan6.com, Jakarta - Sejak Selasa (21/5/2019) hingga Rabu hari ini, situasi Jakarta masih memanas dengan adanya kumpulan massa yang menolak hasil perhitungan rekapitulasi Pilpres 2019.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, aksi unjuk rasa tersebut berpotensi membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah hingga akhir pekan ini.
Terlebih, berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Selasa kemarin berada di level Rp 14.480 per dolar AS, melemah dibanding hari sebelumnya Rp 14.455 per dolar AS.
Baca Juga
Advertisement
"Iya. Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS. Mungkin hingga akhir pekan ini," ujar Ariston kepada Liputan6.com, Rabu (22/5/2019).
Dia juga menyoroti, aksi demonstrasi pasca pemilu tersebut mungkin akan menjadi perhatian pelaku pasar, dimana nilai tukar rupiah masih terus berpotensi melemah hingga ke level 14.500.
"Kekhawatiran memanasnya politik dalam negeri menahan USD di kisaran atas, dan masih berpotensi bergerak di kisaran 14.400-14.500," ungkap dia.
Tapi, Ariston mencermati, secara keseluruhan masih banyak faktor penekan rupiah selain demonstrasi penolakan hasil rekapitulasi. Terutama dari sisi eksternal seperti perang dagang China-AS.
"Tensi perang dagang yang sedikit berkurang karena AS menunda sebagian larangan terhadap Huawei membantu menahan pelemahan Rupiah," jelas dia.
Ariston pun meyakini, rupiah bakal kembali menguat bila tensi perang dagang dan keriuhan politik dalam negeri mereda. Sebab menurutnya, aksi massa yang terjadi dua hari ini bukan jadi penyebab utama pelemahan rupiah.
"Demo sebenarnya tidak bermasalah, yang akan jadi masalah itu rusuh nya. Jadi pasar akan menunggu perkembangan demo ini kalau isu perang dagang mereda, dan hasil pemilu sudah diterima dengan baik. Rupiah bakal menguat," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Aksi 22 Mei, IHSG Melemah Terbatas di Awal Sesi Perdagangan
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertahan lama di zona hijau. Pada awal sesi perdagangan, laju IHSG bergerak di zona merah.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (22/5/2019), IHSG melemah tipis 2,98 poin atau 0,05 persen ke posisi 5.948,38. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG susut 9,26 poin atau 0,16 persen ke posisi 5.942,10. Akan tetapi, IHSG kembali turun hingga 25,39 poin.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.950,46 dan terendah 5.921,37. Sebanyak 122 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 52 saham menguat dan 128 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 16.766 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 414,3 miliar. Investor asing melakukan aksi beli Rp 4,85 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.490.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham aneka industri turun 1,24 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 0,79 persen dan sektor saham pertanian susu 0,78 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan di tengah IHSG melemah antara lain saham ARTA naik 24,5 persen ke posisi Rp 498 per saham, saham IBFN mendaki 24 persen ke posisi Rp 248 per saham dan saham TELE menanjak 15 persen ke posisi Rp 690 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham POSA turun 6,53 persen ke posisi Rp 372 per saham, saham SMRU merosot 5,69 persen ke posisi Rp 116 per saham, dan saham MAPA tergelincir 3,85 persen ke posisi Rp 5.000 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,46 persen, indeks saham Jepang Nikkei mengaut 0,37 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,32 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,37 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,14 persen dan indeks saham Shanghai susut 0,03 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pergerakan IHSG hanya dipengaruhi sentimen eksternal. Sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpotensi pengaruhi pelemahan IHSG.
"Adapun peran pemerintah dalam menjaga tingkat stabilitas politik dan keamanan dieksekusi dengan efektif, sehingga stabilitas fundamental makro ekonomi masih terpelihara dengan efektif," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Saat ditanya mengenai dampak aksi 22 Mei, Nafan menilai hal itu belum terlalu pengaruhi. Hal ini selama pemerintah mampu menjaga kepercayaan investor.
Ia menilai, pemerintah mampu jaga tingkat stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan sehingga berikan katalis positif bagi meningkatnya tingkat kepercayaan investor.
Advertisement
Pengguna KRL Diimbau Hindari Stasiun Tanah Abang dan Palmerah
PT Kereta Commuter Indonesia mengimbau para pengguna KRL Commuter Line yang hendak naik dari Stasiun Tanah Abang dan Palmerah maupun bertujuan ke stasiun tersebut untuk dapat mencari alternatif stasiun lain untuk stasiun keberangkatan atau tujuannya.
Hal ini karena kondisi di kedua stasiun tersebut sangat dipadati pengguna, sehubungan penutupan sebagian akses jalan di luar stasiun.
"Untuk pengguna dengan tujuan Stasiun Palmerah dapat menggunakan Stasiun Kebayoran. Sementara pengguna dengan tujuan Stasiun Tanah Abang dapat menggunakan Stasiun Karet, Sudirman, maupun Duri," ujar VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Dia menyatakan, perjalanan KRL hingga saat ini tetap melayani naik turun pengguna di Stasiun Palmerah maupun Stasiun Tanah Abang untuk pengguna yang hendak transit maupun yang hendak berpindah KRL kembali ke arah Stasiun keberangkatan awalnya.
Selain itu, perjalanan KRL secara keseluruhan di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya juga hingga saat ini juga masih beroperasi normal.
"PT KCI menghimbau para pengguna untuk senantiasa mengutamakan keselamatan dan keamanan dengan tetap memperhatikan himbauan dari petugas serta tidak memaksakan diri untuk naik dan turun saat KRL maupun stasiun tujuan kondisinya sangat padat," tandas dia.
Ada Aksi 22 Mei, Operasional Mal di Jakarta Berjalan Normal
Operasional pusat perbelanja dan mal di Jakarta dipastikan tetap berjalan normal. Meski hari ini akan ada aksi unjuk rasa 22 Mei di sejumlah titik di ibu kota.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Ellen Hidayat mengatakan, pada hari ini pusat perbelanjaan dan mal akan buka seperti biasa. Pengelola mal juga akan memberikan layanan secara maksimal kepada masyarakat yang berkunjung.
"(Operasional) Tetap normal. Mal di DKI tetap buka seperti biasanya. Operasional tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Dia menjelaskan, untuk mengantisipasi aksi 22 Mei, pengelola pusat perbelanjaan dan mal di ibu kota telah menyiapkan tambahan pengamanan. Ini guna memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung mal.
"Semua mal sudah memiliki pengamanan internal dan juga menambah pengamanan," kata dia.
Selain dari pengamanan dari internal, lanjut Ellen, pengelola mal juga meminta bantuan pihak berwenang seperti Polri dan TNI guna memperketat keamanan dan sebagai langkah antisipasi kejadian yang tak diinginkan.
"Pengamanan kita serahkan kepada pihak TNI. Untuk malnya sendiri memang semua tetap antisipasi dan waspada," tandas dia.
Advertisement