Liputan6.com, Jakarta - Unjuk rasa yang dilakukan massa di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Selasa (21 Mei 2019) siang berjalan tertib dan aman. Namun, massa aksi unjuk rasa yang memprotes hasil penetapan Pilpres 2019 bertahan hingga malam hari di depan gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Polisi mulai membuat barisan membentuk barikade di hadapan massa. Menggunakan tameng anti huru-hara, mereka maju ke hadapan massa.
Baca Juga
Advertisement
Peringatan agar massa segera membubarkan diri pun disampaikan oleh salah seorang polisi melalui pengeras suara.
Kerusuhan pun pecah pada dini hari kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Polisi terus berupaya membubarkan kerumunan massa dengan melepaskan tembakan air mata.
Upaya pembubaran itu dibalas massa dengan melemparkan bom molotov ke arah polisi yang berusaha memukul mundur di bawah underpass Pasar Grosir Tanah Abang, Jakarta.
Massa bertahan di seberang persimpangan dan membalas beberapa tembakan gas air mata peringatan dari polisi dengan petasan dan beberapa bom molotov.
Pembakaran Mobil
Kerusuhan meluas hingga kawasan Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta Pusat. Akibat bentrokan yang terjadi, belasan kendaraan bermotor khususnya mobil dan bus menjadi korban pembakaran oleh massa.
"Mobil yang rusak ada 11 unit dengan kerusakan bervariasi. Sementara mobil yang terbakar 14 unit. Ada truk dalmas, mobil k9 dan 11 unit mobil pribadi. Kami sangat menyayangkan itu. 11 orang kami amankan dari ratusan massa yang diduga provokator. Saat ini sedang didalami Polda Metro Jaya," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal, Rabu (22/5/2019).
Mobil-mobil yang terbakar terdiri dari berbagai jenis, mulai dari city car, MPV hingga SUV. Saat ini, lokasi pembakaran mobil di Asrama Brimob Petamburan dipasang garis polisi.
Advertisement