Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tbk (RUPST) PT Blue Bird Tbk (BIRD) membagikan dividen sebesar Rp 182 miliar, atau Rp 73 per lembar saham. Dividen yang dibagikan untuk tahun buku 2018.
"Sebesar 39,94 persen dari laba yaitu Rp 182,653 miliar dengan lembar saham Rp 73 per lembar," ujar Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo di Gedung BEI, Rabu (22/5/2019).
Advertisement
Dia menambahkan, pembagian dividen tunai kepada seluruh pemegang saham yang tercatat dalam Dividen per Share (DPS ) pada 11 Juni. Adapun pembayaran akan dilaksanakan pada 21 Juni 2019.
Dalam RUPST ini, Blue Bird juga menyetujui dan menetapkan penggunaan laba bersih perusahaan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2018 tercatat sebesar Rp 457,3 miliar.
"Tahun ini kita anggarkan untuk pengembangan IT capital expenditure (capex) 10-15 persen sekitar Rp 1,5 triliun yang kita canangkan untuk tahun ini," ujarnya.
Adapun pada tahun lalu, Blue Bird membukukan pendapatan Rp 4,21 triliun, meningkat tipis 0,2 persen dari 2017 yakni Rp 4,2 triliun.
Perusahaan yang fokus pada bisnis taksi itu mendapatkan laba kotor Rp 1,17 triliun pada 2018, tumbuh 3,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,13 triliun.
Sementara itu, beban usaha BIRD pada 2018 sebesar Rp 621,3 miliar, meningkat 8,95 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 570,23 miliar.
Direktur Utama Baru
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Blue Bird Tbk resmi mengangkat Noni Purnomo, sebagai Direktur Utama. Dia menggantikan Purnomo Prawiro yang memutuskan mengambil masa purna bakti.
Pengangkatan Noni Purnomo sebagai Direktur Utama PT Blue Bird karena dinilai merupakan figur yang tepat untuk melanjutkan pengembangan perusahaan ke depan. Ini sejalan dengan program transformasi dan tantangan bisnis ke depan.
Perusahaan terus melakukan berbagai langkah perbaikan dan pengembangan sehingga menjadi perusahaan yang kompetitif, relevan dan mampu memenuhi harapan dan tuntutan para penumpang dan pelanggannya.
"Pengangkatan ini merupakan kepercayaan sekaligus tantangan sejalan dengan perkembangan yang terjadi di seluruh bidang industri, termasuk industri transportasi saat ini," kata Noni.
Dia mengatakan pihaknya akan terus melakukan berbagai langkah transformatif untuk pengembangan bisnis ke depan. Dengan demikian, pelayanan kepada pelanggan dapat lebut baik.
Noni mengatakan, ke depannya, Bluebird berkomitmen untuk mengembangkan lini layanan melalui kolaborasi dan konsilidasi dengan mitra-mitra strategis.
"Dengan mengedepankan keamanan dan kenyamanan setiap pelanggan, Bluebird yakin dapat lebih dekat dan cepat dalam memenuhi kebutuhan mobilitas pelanggan," tutup Noni.
Advertisement
Operasikan Taksi Listrik, Blue Bird Gelontorkan Rp 40 Miliar
Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono menyatakan, Blue Bird telah mengeluarkan modal senilai Rp 40 miliar untuk mendatangkan mobil listrik dari Inggris dan China. Dana tersebut untuk mobil lengkap dengan stasiun pengisian dayanya.
Adrianto berujar, ada total 29 unit mobil listrik yang didatangkan, dengan rincian 25 unit merk BYD dan 4 unit merk Tesla. Untuk stasiun pengisian daya dibangun berjumlah 11 unit.
"Semua (Rp 40 miliar) mencakup mobil dan stasiun pengisian daya. Di kantor pusat sendiri ada 11 stasiun yang rencananya akan kita tambah 2-3 lagi, dan rencananya juga bisa digunakan untuk mobil listrik yang lain," ungkapnya di Jakarta, Senin (22/4/2019).
BACA JUGA
Selain itu, diperkirakan tarif taksi listrik ini masih sama seperti taksi konvensional, karena meskipun unitnya cukup mahal, bahan bakarnya tidak semahal bensin.
Pemilihan merk BYD dan Tesla ini bukan tanpa alasan, karena menurut Adrianto, kedua merk tersebut sudah teruji kualitasnya, sehingga aman untuk dikendarai.
Sementara, Blue Bird berencana mengoperasikan 200 mobil listrik hingga tahun 2020 nanti. Blue Bird berharap nantinya penggunaan mobil listrik bisa menghilangkan konsumsi BBM hingga lebih dari 1,8 juta liter.
Pada 2020-2025 nanti, Blue Bird juga menargetkan akan tambah unit mobil listrik sebanyak 2.000 unit.